Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 39 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 39

Farel gemas dengan perkataan polos Aqila tidak malu, berbeda dengan Dewi mendengar itu ingin rasanya dia mencubit dan lakban langsung mulut Sahabat nya tidak tau tempat saat bicara.

"Kenapa aku memiliki Sahabat yang polos seperti Aqila." Batin Dewi menangis sedih ingin teriak namun apa daya selain dalam hati.

"Tidak usah kamu bisa lanjutkan makan di restoran bersama saya." Kata Farel senyum hangat.

"Jadi Bapak mengajak saya untuk menemani Bapak makan?" Tanya Aqila memastikan.

"Bisa seperti itu, tapi sebelum nya saya ingin mengajak kamu bertemu keluarga saya." Jawab Farel mendadak membuat Aqila tersedak, maksudnya apa bertemu keluarga apa tidak salah dengar. Kenapa mendadak ingin mempertemukan dia dengan keluarga nya.

Pikiran Aqila kini menjadi traveling. Farel yang peka dengan diam Aqila membuka suara." kamu gak usah banyak berpikir, Keluarga saya orang nya baik. Dan lebih lanjut akan saya jelaskan nanti didalam mobil." Ucap Farel menyakinkan Aqila.

Mendengar perkataan Farel menyakinkan Aqila mengangguk setuju. Wajah Farel kemudian tersenyum bahagia.

Di dalam mobil Aqila duduk mendengar alunan musik yang di putar Farel agar dirinya tidak bosan. Dan Farel fokus menyetir sesekali menjelaskan tujuan nya mengajak Aqila sekalian meminta bantuan. Dan syukur nya Aqila tidak menolak membantu Farel. Pikirnya tidak ada salah membantu Farel setelah mendengar penjelasan nya.

"Baiklah Kak, Qila akan membantu." Ucap Aqila mengangguk setuju.

"Terima kasih Qila kamu sudah repot ingin membantu ku."

"Sama-sama Kak, semua ini gak seberapa dengan kebaikan Kakak selama ini, jadi hanya dengan ini Qila bisa membantu. Semoga dengan bantuan Qila ini dapat sedikit membantu Kakak dari perjodohan orang tua." Ucap Aqila.

Dia bingung kenapa di zaman yang serba guna masih saja ada perjodohan, apa gak bisa dibiarkan mereka mencari sendiri pasangan yang mereka cintai, tanpa memaksa kehendak.

"Iya Qila semoga dengan aku memperkenalkan kamu sebagai kekasih ku, orangtua ku akan membatalkan perjodohan ku dengan putri dari Sahabat mereka." Kata Farel tidak ingin tunangan dengan wanita yang tidak dia cintai.

"Iya Kak, Qila akan berdoa semoga orang tua Kak Farel cepat sadar dengan apa yang mereka putuskan. Menikah dengan seseorang yang tidak kita kenal atau tidak kita cintai adalah suatu hal yang sangat menyakitkan. Bagaimana jadinya dengan pernikahan jika tidak ada kenyamanan karena tidak saling cinta bahkan tidak saling kenal itu adalah faktor yang paling penting dalam membangun suatu hubungan menjadi lebih erat dan dekat." Jelas Aqila sudah pengalaman.

Farel terdiam, perkataan Aqila tersentuh sampai ke lubuk hati nya. Bagaimana tidak Aqila berkata mutiara seperti orang yang sudah menjalani semua ini. Farel jadi berpikir apa Qila bahagia dengan pernikahan nya, kenapa dia mudah memutuskan dengan semua tawaran nya tanpa berpikir bagaimana reaksi suami nya jika tau. Apa tidak akan terjadi salah paham.

Farel menjadi yakin ada hal yang tidak beres dengan pernikahan Aqila, dia berpikir untuk menyelidiki semua ini, namun sebelum nya dia akan mencari tau dulu, asal usul Aqila sebelum bergerak ke arah yang lebih jauh.

"Kenapa kakak diam?" Pandang Aqila melihat diam nya Farel setelah mendengar perkataan yang di lontarkan barusan.

"Tidak saya hanya penasaran kenapa Kata-kata kamu terdengar seperti orang yang sudah mengalami ini." Ucap Farel mengeluarkan pemikiran yang berada di otaknya.

Aqila bingung mendengar pertanyaan Farel tidak mungkin dia menceritakan aib rumah tangga nya kepada orang lain. Aqila mencoba mencari jalan teraman agar semua tidak terbongkar.

"Kenapa Qila apa benar yang aku katakan?" Tanya lagi Farel melihat diam nya Aqila tanpa enggan membuka suara.

"Tidak Kak, Qila diam hanya lagi berpikir bagaimana berakting yang baik agar orang tua Kakak dapat percaya." Bohong Aqila.

"Tidak usah dipikiran orang tua saya tidak akan banyak tanya, percayalah sama saya." Kata Farel dapat mengetahui saat ini Aqila sedang berbohong demi menutupi pernikahan yang sedang tidak baik.

***

Sebelum melajukan mobil di apartemen Roland mengajak Siska ke restoran terlebih dahulu membeli beberapa botol minuman bir beralkohol untuk bersulam atas keberhasilan pemotretan pertama Siska.

Selesei membeli mereka langsung menuju apartemen tanpa singgah ke tempat lain lagi.

Kini mobil telah terparkir jelas di parkiran apartemen. Roland keluar dan berlari ke pintu samping membuka pintu untuk Siska wanita tercinta nya. setelah itu baru membuka job belakang untuk mengambil beberapa minuman yang sudah di beli bersama Siska.

"Apa perlu bantuan?" Tanya Siska melihat betapa kesusahannya Roland menenteng semua sendiri.

"Tidak perlu aku bisa melakukan ini sendiri." Ucap Roland menolak bantuan yang di tawarkan Siska.

"Baiklah kalau itu mau kamu. Ingat tawaran ku berlaku hanya sekali no 2 kali, jadi setelah ini jangan harap akan ada tawaran seperti ini lagi." Siska memperingati Roland serius karena niat baik nya ditolak.

"Iya tidak akan. Mari kita masuk." Ajak Roland menenteng satu kresek berisi minuman dan tangan sebelah mengandeng tangan Siska masuk.

Di gandeng Roland, Siska tidak menolak bahkan dia malah menggandeng balik. Orang yang melihat keadaan seperti ini akan mengira jika Roland dan Siska adalah sepasang kekasih.

Roland langsung menaruh kresek tentengan nya di meja, setelah tiba di dalam apartemen.

Siska menjatuhkan diri ke di sofa empuk dengan tangan di rentangkan." Akhirnya tiba juga." Ucap Siska lega.

"Sana ganti baju dulu sebelum merayakan keberhasilan kamu." Perintah Roland meminta Siska berganti pakaian.

"Tidak perlu. Aku malas bergerak, kita rayakan sekarang saja buat apa menunggu lagi." Kata Siska tidak berniat berganti pakaian saat ini.

"Baiklah jika itu mau kamu." Pasrah Roland tidak bisa memaksa jika Siska sudah keras kepala.

Akhirnya mereka merayakan keberhasilan Siska dengan minum-minum, Siska sudah menghabiskan 5 botol begitu juga dengan Roland hanya berbeda tipis dengan Siska 2 botol. Roland sudah menghabiskan 7 botol. Kedua sama-sama oleng.

Roland yang tidak sadar dengan semua yang terjadi saat ini mengajak Siska ke kamar. Dan Siska mengiyakan saja karena efek mabok.

Di kamar Roland segera membuka pakaian nya lalu berpindah membuka pakaian Siska. Setelah terbuka dan tidak ada sehelai benang di tubuh kedua nya, mereka langsung menyatukan hasrat gairah karena efek dari minum hingga mabok tidak menyadarkan diri apa yang mereka perbuat saat ini.

Ruangan ini kini menjadi bukti penyatuan hasrat panas nya permainan ranjang mereka.

bisikan suara Siska terdengar merdu di telinga Roland hingga berulang kali Roland menanam benih di di anunya Siska.

"Ahhh." Siska langsung mengambil alih berpindah menindih Roland, kini dia yang mengambil alih permainan ini.

Tanpa mereka sadari mereka melupakan untuk mengunci pintu.

Arka yang sudah tiba di lokasi yang diberi orang suruhannya segera masuk menuju kamar apartemen Siska.

Saat ingin memencet bell apartemen, Mata Arka tidak sengaja melihat pintu yang tidak di tutup dengan rapat.

Arka masuk dan melihat betapa berantakan ruangan ini, banyak botol minum berserakan di mana-mana. Saat ingin melangkah maju mencari keberadaan Siska, Arka mendengar suara ******* dari sebuah ruangan, suara itu dapat Arka simpul kan sebuah adegan d*e*w*a*s*a.

Arka mengepal kuat kedua jemari, pikiran sudah tidak bisa di kondisi kan lagi..……(Bersambung  bab 40 )

Posting Komentar untuk "Bab 39 Pernikahan Di Atas Kertas "