Bab 38 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 38

Arka tidak bisa melakukan apa lagi selain mengikuti
perkataan resepsionis tersebut, dia menurunkan ego meski sebelum belum pernah
dia lakukan namun kali ini dia melakukan demi Siska wanita pujaan yang amat dia
cintai. Memangku kedua kaki dengan anteng sambil memainkan beda tipis, Arka
membuka sosmed Siska melihat gambar cantik Siska yang kini telah menjadi model.
Arka tidak menyukai Siska menjadi model, tapi bagaimana juga
sekarang telah terjadi, dia tidak ingin Siska pergi meninggalkan nya untuk
kedua kali jika dia protes dan melarang keras Siska berhenti di tengah jalan di
saat naik nya popularitas sebagai artis pendatang baru, tidak menutup
kemungkinan Arka akan kehilangan Siska kembali, hal tersebut tidak ingin Arka
terima lagi.
Arka terus menunggu dengan mata tidak tenang menoleh samping
kiri kanan, berharap Siska lewat."Sayang please muncul lah aku sangat
merindukan mu." Batin Arka penuh harap.
Namun berharap hanyalah sebuah harapan karena sampai saat
ini Siska tidak menampilkan batang hidungnya.
Satu jam setia menunggu, Arka menjadi bosan. Jika bisa di
lakukan ingin saat ini juga dia membobol masuk kedalam. Tapi semua itu tidak
jadi dia lakukan karena tak ingin mempermalukan Siska dengan keributan.
Arka mengacak kasar rambut dengan kesal, bisa nya mereka
memperlakukan dirinya seperti ini, apa mereka tidak mengenalnya. Jika iya akan
dia perkenalkan siapa dirinya.
Saat Arka bangun dari bangku, satpam langsung mendekat dan
berkata." Apa yang ingin Bapak lakukan, jika Bapak masih nekat memaksa
masuk, kami tidak akan segan melakukan cara kasar!" Ancam satpam gerah
dengan kelakuan bandel Arka. Namun kali ini semua tuduhan mereka salah.
Arka tidak ingin memaksa melainkan dia ingin ke toilet,
panggilan alam sedang menanti nya.
"Bapak kira saya tidak ada kerjaan hingga memaksa
masuk!" Marah Arka kesal bisa nya satpam jelek tersebut menuduh nya dengan
mulut busuk.
"Kalau begitu kenapa Bapak bangun, apa Bapak ingin
meninggalkan tempat ini?" Ucap lagi satpam tersebut.
"Apa perlu saya melaporkan untuk apa saya bangun? emang
Bapak siapa? saya mau kemana saja bukan urusan Bapak!" Tegas Arka lalu
berjalan meninggalkan satpam jelek yang di nilai buruk bagi nya.
"Dasar pria sombong. Apa benar dia calon suami Nona
Siska? Tapi kenapa Nona Siska mau sama dia, apa pria itu hanya mengaku saja,
bukannya Nona Siska memiliki kekasih bernama Pak Roland. Terus siapa pria itu?
di lihat dari pakaian yang yang dikenakan kayaknya sangat mahal, tidak mungkin
orang miskin dia pasti dari orang berada." Tebak satpam tersebut yakin.
Setelah membuang hajatan yang sejak tadi menganggu duduk nya
menjadi tidak tenang. Arka kini merasa lega. Saat bersamaan keluar nya Arka,
Siska juga keluar bersama Roland menuju parkiran.
Arka melihat jelas Siska bersama seorang pria menjadi naik
pitan bisa nya Siska bermain di belakang, setelah semua pengorbanan begitu
besar untuknya, ini balasan dari Siska.
Arka menghampiri Siska dengan wajah bengis nya, namun dalam
perjalanan dia menabrak seseorang hingga bawaan nya terjatuh berserakan, saat
Arka ingin meninggalkan menyusul Siska yang semakin menjauh Arka ditahan.
"Bapak mau kemana, enak saja setelah menabrak dan
menjatuhkan bawaan saya, ingin pergi begitu saja, Bapak harus bertanggung jawab
jangan asal celonong begitu saja." Kata orang tersebut menceramahi Arka.
"Masih punya tangan kan?" Tanya Arka tanpa
membalas perkataannya.
"Masih kalau iya bagaimana cara saya menenteng ini
hingga terjatuh seperti ini." Balas nya tidak habis pikir dengan
pertanyaan Arka orang di hadap nya ini seperti orang bodoh saja.
"Nah kalau begitu silakan lakukan sendiri, Saya masih
ada urusan penting dari pada mengurusi hal tidak jelas seperti ini." Ucap
Arka merogok masuk tangan ke saku mengambil dompet dan mengeluarkan secarik
uang memberikan kepada orang tersebut.
"Maksudnya apa ini?" Bingung nya melihat Arka
memberi uang lumayan banyak untuk nya.
"Uang ganti rugi." Kata Arka lalu berjalan
meninggalkan orang tersebut.
Setelah selesei mengurusi masalah tidak penting di dalam
Arka kembali menyusul Siska namun sayang mereka telah pergi dan Arka sudah
kehilangan jejak.
" Akhss sial, semua ini karena wanita itu coba dia
tidak mencegahku, sudah pasti semua tidak akan seperti ini." Frustasi Arka
gusar.
Namun Arka masih belum kehabisan akal hingga dia mendapatkan
sebuah solusi jalan terbaik dari masalah ini.
Arka mengambil ponsel genggam dan segera mencari no kontak
yang akan dia hubungi. Saat panggilan terhubung dan terdengar jelas suara dari
sebrang, Arka membuka suara." Cepat carikan alamat tempat tinggal Siska di
Amerika, 15 menit dari sekarang sudah segera kirim." Perintah Arka tanpa
mau di bantah.
"Baik Pa akan segera saya lakukan." Jawab orang di
sebrang sana yang di perintahkan Arka .
Tidak sampai 15 menit Arka sudah mendapatkan alamat tempat tinggal
Siska, tidak membuang waktu dia segera berangkat.
"Jika terbukti kamu ada main di belakang ku, jangan
harap akan mendapat maaf dari ku. Dan kamu akan ku buat hancur dengan semua
yang sudah kau capai saat ini, tidak ada satupun orang yang bisa mempermainkan
Arka Dirgantara." Ucap Arka lantang meremas kuat jemari nya.
***
Aqila dan Dewi saat ini berada di kantin kantor menikmati
makan siang dengan sedikit berbincang menjadi teman makan mereka.
Perbincangan mereka dengan sesekali tertawa menjadi kan mereka
bahan tontonan karyawan lain yang juga ikut berada di sana menyantap makan.
"Wi, apa yang terjadi kenapa mereka menatap kita
seperti itu?" Bingung Aqila menggaruk rambut yang tidak gatal.
"Aku juga tidak tau Wi, mungkin kita cantik jadi mereka
terus memandang." Narsis Dewi tanpa sadar hal yang membuat mereka di
pandang faktor utama nya adalah karena Suara tawa Dewi yang besar tidak
terkontrol.
"Kamu sembarang deh, mana ada gitu. Apa mungkin ini
salah satu dari tawa kamu Wi." Tebak Aqila mencoba mengingat kembali
dengan mencari dalang nya.
"Hmm, bisa jadi sih, tapi gak usah di pikirin lagi. Gak
penting." Ucap Dewi tidak mengambil pusing dengan pandangan karyawan lain
kepadanya.
Farel yang sejak tadi sudah keliling mencari keberadaan
Aqila akhirnya ketemu. Dia langsung menghampiri Aqila hal tersebut sudah jelas
membuat mata karyawan memandang intens kepada Aqila.
"Qila." Sapa Farel.
"Ehh Pak Farel, Ngapain kesini Pak, apa ada
perlu?" Tanya Aqila bingung kenapa mendadak Pak Farel menghampiri nya,
tidak biasa seperti ini. Makan di kantin itu tidak mungkin, Pak Farel tidak
suka makanan kantin dia selalu makan diluar.
"Iya Qila, apa kamu bisa ikut saya sekarang?"
Tanya Farel penuh harap Aqila menjawab iya.
"Kemana apa? apa harus sekarang gak bisa tunggu
beberapa menit lagi, nanggung Pak saya lagi makan bentar lagi juga habis."
Ucap Aqila tidak malu dengan semua perkataan nya, jika orang lain berada di
posisi Aqila sudah yakin 100% Mereka tidak akan sejujur dan berterus terang
seperti apa yang dikatakan Aqila tadi..……(Bersambung bab 39 )
Posting Komentar untuk "Bab 38 Pernikahan Di Atas Kertas "