Bab 37 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 37

Setelah mengetahui keberadaan letak Siska berada di Amerika,
tidak menunggu atau lainnya Arka segera pergi menemui Siska, dia ingin
mematikan apa benar semua yang dia dengar.
Ruangan meeting menjadi saksi bukti betapa ingin Arka
menemui Siska saat ini, Jika ada alat pengukur betapa angka rasa tidak sabar
saat ini akan di uji. Arka seperti anak kecil mengetahui keberadaan tempat jual
permen kesukaan saja.
Asisten pribadi Arka menatap bingung perubahan atasan nya
mendadak berubah, mengerutkan kening. Ada apa dengan CEO, kenapa aneh seperti
ini? Apa habis menang lotre sehingga wajahnya sangat bahagia. Tapi apa iya
orang kaya masih bisa menang lotre.
Yudha menggeleng aneh." Dasar CEO sinting, tidak ada
hujan angin senyum sendiri hanya mendapat telpon." Batin nya.
"Kenapa kau menatap ku seperti itu? apa mau mata mu di
congkel sekalian gk bisa lihat!" Ujar Arka mengangetkan Yudha mendengar
ancaman menakutkan hingga bulu tangan merinding.
"Tega banget kamu bro, kalau buta siapa yang akan
menjadi asisten kamu? Zaman sekarang susah cari asisten yang setia dan sabar
dengan semua sikap semena dan semau kamu seperti orang tak berperasaan."
Kata Yudha tanpa sadar membicarakan keburukan Arka.
"Maksud kamu orang tak berperasaan? jadi kamu bilang
gak akan ada yang mau bekerja di perusahaan ku. Yah sudah sekarang mari kita
buktikan, kamu bisa kirim surat pengunduran diri dan saya akan mencari
pengganti secepatnya." Ancam Arka terdengar serius.
"Sorry bro jangan ditanggap serius gue hanya becanda
jangan begitu dong, dimana gue harus bekerja dengan gaji besar seperti ini
selain di perusahaan lho." Balas Yudha memasang wajah memelas nya.
"Kalau begitu jangan berani mengatai kalau tidak mau di
tendang jauh dari sini." Kata Arka lalu berjalan meninggalkan Yudha diam
mematung mendengar dan memandang kepergian Arka.
"Dasar pria sadis, mainnya selalu ancam, apa tidak ada
ancaman lain selain ini. Coba kalau bukan gaji yang besar tidak usah di ancam
juga langung keluar sendiri, mana ada orang yang betah bekerja dengan pria tak
berperasaan seperti dia." Gumam Yudha kesal.
"Saya dengar perkataan kamu." Kata Arka berhenti
dan berbalik menatap tajam wajah Yudha.
Hal tersebut sontak membuat dirinya menelan ludah ketakutan,
bagaimana suara nya masih bisa di dengar? dia sudah mengondisikan perkataan
bicara dengan volume kecil.
"Maaf bro. Silakan lanjutkan perjalanan, bukannya ada
hal penting yang ingin kamu kerjakan?" Ucap Yudha mengalihkan pembicaraan.
"Awas sekali lagi saya dengar seperti ini, dalam detik
itu juga riwayat kamu akan end." Ancam Arka lalu kembali bejalan.
"Itukan sudah dibilang pasti ancaman nya itu
lagi." Ucap Yudha pasrah dengan hidup nya.
***
Arka kini sudah berada di dalam mobil melajukan kendaraan
dengan kecepatan sedang menuju letak lokasi keberadaan Siska saat ini.
Satu bulan tidak berjumpa Siska membuat Arka tidak sabaran.
Kini waktu telah mempertemukan mereka, dia tidak ingin membuang waktu, dia
berencana menikah dengan Siska saat ini juga agar tidak ada yang dapat
memisahkan mereka.
Arka tidak peduli jika orang tua nya marah dengan semua
tindakan yang di ambil karena keputusan nya sudah final tidak bisa di nganggu
gugat.
Setelah menikah dia akan segera menceraikan Aqila saat tiba
di Indo. Dan dia juga akan menjelaskan semua yang terjadi selama ini dengan
rumah tangga kepada Papa dan Mama bahwa apa yang mereka lihat selama ini tidak
seperti apa yang terjadi di dalam.
Sudah cukup terus berakting seperti tidak terjadi apa-apa
demi orang tuanya, sekarang sudah saat nya, meski dia tau apa reaksi Papa, Mama
yang akan meledak mengetahui kebenaran.
"Maafkan Arka jika harus mengecewakan Papa dan Mama,
semua ini Arka lakukan agar Papa dan Mama segera mempunyai Cucu, Arka tidak
sudi memiliki anak dari perempuan yang tidak Arka cintai." Ucap Arka dengan
Mengemudi mobil.
30 menit melewati perjalanan cukup jauh ke lokasi Siska,
wajah Arka tidak hilang senyum di bibir nya. Senyum mengembang terus setia
tanpa sedetik hilang."Bersabarlah sayang sebentar lagi kita akan bertemu
dan tidak akan berpisah." Ucap Arka lagi tidak henti berkata senang, tanpa
berpikir apa yang akan terjadi setelah bertemu Siska.
Kini mobil nya telah terparkir rapi di jajaran parkiran.
Arka keluar dengan setelan jas rapi berwarna biru tua menambah ketampanan,
banyak mata wanita mendadak menatap memuja Melihat Arka. Ketampanan nya seakan
menghipnotis mereka para wanita.
Aqila mengiyakan ketampanan Arka namun sangat di sayang kan
kelakuan tidak mencerminkan ketampanan yang ada.
Tidak peduli dengan tatapan wanita gila menatap nya, Arka terus
melajukan langkah kaki hingga tiba di resepsionis." Saya ingin bertemu
dengan Siska." Ucap Arka.
"Maaf Pak, saat ini Nona Siska tidak bisa di
nganggu." Balas nya.
"Kenapa tidak bisa, saya calon suaminya, kami akan
menikah sebentar lagi. Jadi segera kasih tau di mana calon istri saya!"
Marah Arka mengundang banyak pasang mata memandang nya karena kebisingan yang
di buat oleh nya sendiri.
"Maaf Pak untuk itu kami tidak tau dan tidak peduli.
Saat ini Nona Siska tidak bisa di nganggu kalau Bapak mau menunggu silakan
tunggu di kursi situ." Tunjuk orang tersebut memberi arahan tempat tunggu.
"Apa ini pelayanan kalian untuk tamu, siapa menejer di
sini saya ingin bertemu, bagaimana bisa merekrut karyawan tidak sopan seperti
ini." Maki Arka tidak Terima di suruh menunggu.
Dalam sejarah dia tidak pernah menunggu karena semua yang
dia inginkan selalu tergapai dalam hitungan detik. Dan ini apa sekarang dia
harus menunggu? Arka tidak bisa menerima, ini namanya saja dengan penghinaan
besar kepada seorang Arka Dirgantara, orang terkenal di kalangan pembisnis muda
di indo dan di beberapa macam negara.
"Jika Bapak tidak sabar menunggu silakan tinggalkan
tempat ini, jangan membuat keributan disini atau saya akan menyuruh satpam
mengusir karena ketidak nyamanan yang dilakukan Bapak di tempat ini."
Ancam nya gerah dengan orang di hadapan nya begitu sombong.
Apa dia pikir karena banyak uang bebas melakukan apa saja
yang di inginkan. Dasar orang kayak main ancam, jangan kira dia takut dengan
semua ini. Semakin di ancam semakin besar pula rasa ingin tau apa yang bisa
dilakukan orang kaya kepada mereka orang rendah.
"Orang rendah seperti kalian ini ternyata punya nyali
besar juga, apa sudah siap kehilangan kerjaan?" Gretak Arka namun semua di
luar dugaan orang tersebut bukan nya takut malah sebaliknya tersenyum seperti
meledek Arka dia tidak takut..……(Bersambung bab 38 )
Posting Komentar untuk "Bab 37 Pernikahan Di Atas Kertas "