Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 36 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 36

"Iya Pa, Meeting bersama klien." Jawab Aqila mengiyakan perkataan Papa.

"Sebenarnya apa jabatan kamu di kantor? dan apa nama perusahaan?" Tanya Papa penasaran.

"Qila berkerja di perusahaan Wil_"

Drett...

Drett...

"Terasa indah saat bersamamu, terasa damai saat di sampingmu.... " Bunyi dering lagu ponsel Aqila membuat sepasang suami istri saling melempar pandang tersenyum geli dengan nada dering lagu Aqila seperti Abg lagi kasmaran.

Apa begitu cinta dia kepada Arka sehingga bunyi dering ponsel saja begitu. Pikir mereka salah paham dengan semua yang di dengar tanpa menggali informasi sesungguhnya.

"Angkat saja dulu, mungkin itu sangat penting!" Perintah Papa meminta Aqila untuk mengangkat terlebih dahulu sebelum melanjutkan.

"Iya Pa, Qila angkat dulu." Balas Aqila pergi menjauh untuk mengangkat panggilan telpon.

Sepasang suami istri tersebut kembali tersenyum lebar memandang kepergian Qila menjauh."Pa, sebentar lagi kita bakal punya Cucu. Lihat lah betapa bucin nya mantu kita hingga memasang dering ponsel seperti seorang wanita lagi kasmaran." Ucap nya tertawa kecil.

"Benar, Papa jadi yakin sebentar lagi akan ada suara tangisan bayi di rumah ini, Dan kita akan dipanggil dengan sebutan Kakek dan Nenek." Balas Papa mengiyakan perkataan istrinya benar.

"Enak saja, Mama gak mau di panggil Nenek, maunya dipanggil Oma. Panggilan Nenek terdengar jadul di zaman seperti sekarang." Protes nya.

"Yah sudah di ubah saja panggilan nya Opa, Oma." Mengalah nya tidak mau membuat perdebatan kecil menjadi besar hanya panggilan nama.

"Bagus, Dill." Kata nya tersenyum lebar.

Setelah mematikan sambung telpon, Aqila berjalan mendekat pada kedua mertuanya."Pa, Ma, maaf Qila gak bisa lama-lama lagi, Qila harus segera pergi ada masalah di kantor yang harus di selesei kan sekarang, gak bisa di tunda, atau dikerjakan oleh orang lain."Jelas Aqila tidak enak.

"Yah sudah gak papa." Kata Papa Beni.

"Makasih Pa, Kalau begitu Qila berangkat dulu. Assalamu'alaikum." Pamit dan salam Aqila menyalim tangan kedua mertua sebelum pergi.

"Walaikumsalam." Sahut kedua bersamaan.

🌿🌺🌿

Aqila sudah berada di kantor setelah melewati perjalanan dengan angkutan umum seperti biasa tanpa malu. Semua mata karyawan semakin hari tidak menyukai Aqila karena mereka mengira Aqila genit sama pemilik kantor yang berusaha mendekati dengan berbagai macam cara agar di Persunting menjadi Istri CEO.

Tanpa mereka ketahui Suami Aqila juga seorang CEO pemilik kantor Dirgantara terbesar di Indo.

Tapi sangat di sayang kan, Aqila menutup rapat identitas suaminya, jika ditanya karyawan lain yang kepo penasaran, sehingga banyak dari mereka berasumsi sendiri tentang Suami Aqila yang ujungnya Aqila akan di pandang buruk oleh asumsi pikiran karyawan julid.

Namun Aqila tidak perduli dengan asumsi dan pandangan buruk mereka kepada nya. Bagi semua itu hak mereka mau menilai seseorang dengan akal kecil tanpa berpikir panjang.

"Bu Qila sudah datang. Ayo Bu langsung saja ke ruang meeting!" Ujar salah satu rekan kerjanya dengan wajah ngos-ngosan.

"Baik Pak, tapi kenapa secara mendadak mereka mempercepat jam pertemuan, bukan nya dua jam lagi?" Tanya Aqila bingung.

"Saya juga tidak tau Bu, tapi sebelumnya saya minta maaf ini pendapat saya bukannya mau Su'uzond atau lainnya. Saya merasa ini salah satu trik mereka untuk menilai buruk perusahaan kita." Kata nya.

"Maksud kamu menilai buruk, gimana? Apa kaitan dengan pertemuan di percepat?" Bingung Aqila tidak paham penjelasan rakan nya.

"Maksud saya begini Bu, dengan mereka mempercepat jam pertemuan kita, dengan mudah mereka menemukan celah buruk dari perusahaan kita. Dengan begitu mereka akan menyebar luas keburukan perusahaan kita ke perusahaan lain." Jelas ulang nya secara detail, Aqila menganguk mengerti.

"Oh begitu." Kata Aqila paham sekarang." Apa kamu yakin dengan semua yang kamu katakan ini?" Tanya Aqila memastikan.

"Yakin Bu, bahkan 100%." Kata nya sangat yakin.

"Yah sudah kalau itu keyakinan kamu, mari kita tunjukkan siapa sebenarnya perusahaan kita kepada mereka." Kata Aqila penuh tekad

Rekan kerjanya memandang Aqila berpikir pantas saja Pak Farel memilih Aqila sebagai sekretaris nya, ternyata semua ada disni, kegigihan dan semangat begitu besar menaikkan perusahaan ke langit ke-7 tanpa ingin ada seorang pun menjatuhkan ke bawah.

"Pak Farel tidak salah pilih sekretaris. Ternyata Bu Aqila pekerja keras dan pintar, meski hanya lulusan SMA pengetahuan nya diatas saya Pasti gen orang tuanya mengalir kepada nya hingga sepintar ini." Batin nya.

Aqila menyadari sejak tadi di perhatikan, membuka suara berkata." Kenapa Bapak menatap saya seperti itu? apa ada yang salah dengan wajah saya, atau mungkin dengan penampilan saya?" Aqila meraba wajah dan juga baju nya.

"Tidak Bu, Saya hanya kagum sama Bu Qila. Kalau boleh tau orang tua Bu Qila siapa? pasti mereka sangat pintar yah, hingga gen mereka sangat kuat Pada Bu Qila." Ujar nya. Mendengar perkataan nya Aqila tersenyum kecut, jika di bilang pintar sudah pasti kedua orang tua angkat nya sangat pintar, tapi gen mereka di turunkan kepada Kak Siska bukan dirinya.

Bagaimana bisa seorang anak angkat yang tidak ada hubungan darah bisa mewariskan gen nya. Semua itu bukannya lucu dan aneh.

"Kenapa Bu?" Tanya nya melihat perubahan Aqila berubah.

"Gak papa Pak. Yang Bapak bilang benar, kedua orang tua saya sangat pintar bahkan kepintaran mereka kini telah di turunkan kepada saya dan Kakak saya." Kata Aqila.

"Kalau begitu ayo kita segera masuk, mereka pasti sudah menunggu." Ajak Aqila.

***

Hari ini adalah hari terakhir Arka di Amerika, besok dia akan balik ke Indo. Arka berencana sebelum balik ke Indo dia akan membeli oleh-oleh kepada Papa Dan Mama. Sudah tentu untuk Aqila juga, kalau tidak Papa dan Mama akan curiga.

Arka tidak memikirkan Siska lagi karena dia sudah memiliki rencana sendiri untuk menemui Siska dan membuktikan apa benar perkataan yang di katakan orang suruhan nya atau tidak.

Entah jika itu benar Arka bisa memaafkan atau tidak hanya Arka yang bisa memutuskan dan menentukan. Kadang orang bucin bisa memaafkan kesalahan sebesar apapun, entah bagaimana dengan perselingkuhan apa Arka bisa memaafkan.

Arka beranjak bangun dari bangku meeting, namun tidak jadi karena ponsel nya berdering.

"Ada kabar apa? apa kau sudah menemukan update terbaru keberadaan Siska?" Tanya Arka.

"Sudah Pak, Bu Siska sekarang berada di Amerika, hari ini ada pemotretan. Mereka memakai jasa Bu Siska untuk promosi gaun dari seorang desainer terkenal di macam negara." Jelas nya mendapat sumber informasi dari orang terdekat Siska bekerja.

"Amerika? dimana letak lokasi nya sekarang?" Tanya Arka tidak sabar, dia ingin segera menemui Siska sekarang juga..……(Bersambung  bab 37 )

Posting Komentar untuk "Bab 36 Pernikahan Di Atas Kertas "