Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 32 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 32

Aqila tertidur pulas di kasur empuk milik Arka, Kasur nya berbeda dengan kasur yang selama ini dia tepati.

Arka menyadari sunyi nya ruangan ini langsung menoleh ke arah kasur melihat Aqila sudah tepar. Dan bisa saja sekarang Aqila sudah berada di alam mimpi, entah bermimpi buruk atau baik, Arka berharap mimpi buruk. Mimpi buruk pantas untuk orang jahat seperti Aqila, biar seimbang.

30 menit menghadap laptop, akhirnya pekerjaan kantor Arka selesei semua."Akhir nya kelar juga." Merentangkan kedua tangan lebar merasa lega.

Arka berdiri menghirup udara sejuk malam hari

Angin sepoi malam ini menambah dingin cuaca yang sudah dingin menjadi lebih dingin.

Meletakkan laptop pada meja dan melangkah masuk ke kemar mandi untuk membersihkan diri seperti biasa sebelum tidur.

Arka terbiasa dari kecil selalu membersihkan diri sebelum tidur, jika belum membersihkan diri dia tidak akan bisa tidur menghampiri alam mimpi indah nya.

Setelah selesai bersih-bersih, Arka melangkah menuju tempat tidur, dia memandang Aqila yang tertidur begitu pulas, wajah nya saat tertidur begitu adem seperti orang baik tanpa dosa. Cantik natural alami Aqila saat tertidur tampak jelas di mata Arka terus memperhatikan.

"Cantik." Satu kata keluar dari mulut Arka tanpa sadar."Dia sangat cantik kalau sedang tertidur, kenapa saat bangun menjengkelkan. Seandainya kamu tidak memiliki dua kepribadian, pria mana pun gampang jatuh hati kepadamu."

Arka menjatuhkan bokong pada kasur dengan mata lekat menatap Aqila. Tangan nya mengelus pipi cantik Aqila dengan lembut, entah kenapa mendadak dia melakukan sesuatu yang tidak pernah dia lakukan.

"Maaf jika aku sangat kasar." Arka mengusap lembut rambut atas Aqila.

🌿🌺🌿

Tanpa terasa dengan berjalannya waktu penuh drama kehidupan. Pernikahan Arka dan Aqila kini genap satu bulan.

Satu bulan bukanlah hal yang mudah dan gampang di lalui mereka terutama Aqila. Melalui banyak leka liku kehidupan yang sampai sekarang masih dia hadapi banyak air mata sebagai saksi bukti penderitaan hidup nya.

Selama satu bulan hidup bersama Arka tidak ada sikap baik yang ditunjukkan pada Aqila, hal tersebut membuat Aqila yakin dan percaya tidak ada guna terus mempertahankan pernikahan ini, jika terus dipaksakan akan ada hati yang tersakiti.

"Kamu pasti bisa Qila, ayo bangkit kita akhiri pernikahan ini, jangan terus biarkan ini berlanjut atau kamu sendiri akan lebih hancur dari ini." Ucapnya menyemangati diri sendiri.

1 menit kemudian setelah Aqila menyemangati dirinya sendiri, ponsel nya berdering."Terasa indah saat bersamamu, terasa damai saat di sampingmu.... " Dering ponsel masih sama seperti sebulan yang lalu, entah kenapa sampai saat ini dia tidak berniat untuk mengganti dering ponselnya.

Menatap nama penelepon di layar ponsel, tidak butuh banyak waktu Aqila segera mengangkat menekan tombol hijau ke tengah." Hallo kak." Sapa Aqila pada penelepon yang menghubunginya.

"Hallo Qila gimana keadaan kamu sekarang? apa sudah lebih baik sekarang, kalau belum segera ke rumah sakit!" Ucap nya melempar banyak pertanyaan setelah Aqila mengangkat sambungan telepon nya.

Orang yang menghubungi Aqila adalah Farel, setelah 1 bulan berlalu hubungan Farel dan Aqila semakin dekat, bahkan banyak yang mengira mereka menjalin hubungan kasmaran, tapi semua itu hanyalah sebuah gosip.

"Kak, bagaimana Qila mau menjawab kalau kakak melempar banyak pertanyaan seperti ini." Kata Aqila geleng kepala dengan perlakuan Farel berlebihan menurut nya.

"Maaf, Kakak khawatir sama kamu, sekarang gimana keadaan kamu? apa sudah lebih baik atau perlu kakak antar kamu periksa ke rumah sakit?" Tanya lagi Farel masih belum mendapat jawaban yang dia inginkan dari mulut Aqila di sebrang sana.

"Kakak tenang saja, Qila sudah mendingan besok sudah bisa masuk kerja jadi gak usah khawatir berlebihan."

"Kamu ini, kakak khawatir bukan nya senang malah katain berlebihan, lain kali gak mau khawatir sama kamu." Ngambek Farel.

"Ciehh kak Farel ngambek nih eee." Goda Aqila tertawa puas mendengar suara embel-embel Farel sangat lucu menurutnya.

"Kamu Kakak ngambek bukannya rayu, ini tambah ejek. Suka Kakak ngambek lama-lama?"

"Tidak Kak, Qila becanda gak usah masukin hati, Qila sayang kak Farel." Ucap Aqila spontan ucap sayang.

Mendengar Aqila menyebut kata sayang kepadanya, hati Farel berubah tak karuan entah kenapa hati nya panas dingin bergejolak satu kata dari Aqila sesaat membuat perasaan berdebar tak menentu. Farel sadar saat ini dia sudah menyayangi Aqila entah sebatas adik atau lebih, hanya Farel yang bisa sadar dengan hatinya sendiri.

"Hallo kak. Apa kakak mendengar suara ku? kenapa kakak diam?" Teriak Aqila bingung kenapa mendadak tidak mendengar suara Farel.

"Iya Qila, Kakak dengar." Balas Farel gugup panas dingin."Yah sudah sekarang kamu lanjut istirahat, jaga kesehatan jangan lupa makan yang banyak dan minum obat biar cepat sembuh." Kata Farel mengingatkan Aqila di sebrang sana setia mendengar arahan Atasan sekaligus orang yang dia sayang entah sebatas kakak atau lebih.

Perasaan Aqila saat ini sama seperti Farel bimbang menentukan perasaan cinta dan sayang.

"Iya, Kakak juga jangan lupa makan yang teratur jangan sampai sakit nanti nyusahin keluarga." Kata Aqila balik mengingatkan Farel.

"Siap sayangku." Ucap Farel semangat, mendadak hilang karena tidak ada balasan dari Aqila.

Aqila diam beribu bahasa, baru sekali dia mendengar kata sayang dari seorang pria.

Sayangku. Kata itu terus terngiang-ngiang jelas di otak Aqila, seperti gasing terus berputar dengan sekali putaran.

Kini Aqila yang diam dan Farel yang bertanya balik."Qila kenapa kamu diam? apa ada yang salah dengan perkataan ku?" Tanya Arka garuk kepala di sebrang sana bingung mendadak Aqila terdiam tidak seperti tadi banyak cerocos.

"Tidak apa-apa Kak." Balas Aqila bingung harus menjawab apa.

"Oke kalau kamu baik. Sekarang istirahat sana! Kakak tutup telpon yah." Kata Farel pamit sebelum mematikan sambungan telpon nya.

"Iya kak bye bye, Assalamu'alaikum." Salam Aqila di sebrang sana langsung mematikan sambungan telpon.

Setelah panggilan putus, Aqila memengang detak jantung yang berdetak tak karuan. Dia binggung perasaan apa yang sedang di rasakan sekarang, berada di dekat Farel begitu nyaman, jauh terasa kangen ingin selalu dekat.

Mencintai apa itu Jawaban dari pertanyaan bimbang nya, apa iya dia benaran mencintai Farel? apa tidak berdosa mencintai pria lain disaat masih berstatus istri dari suami orang.

"Ya Allah jika perasaan ini benar cinta, maka tunjukkan jalan terbaik mu. Bimbing lah aku agar dapat bahagia." Batin Aqila memengang erat HP di tempelkan di dada..……(Bersambung bab 33 )

Posting Komentar untuk "Bab 32 Pernikahan Di Atas Kertas "