Bab 29 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 29

Aqila bingung harus melakukan apa, dia merasa tidak nyaman
berdua berada di ruangan yang sama dengan Arka.
Kenangan dan peristiwa beberapa hari yang lalu masih
tersimpan lekat di lubuk hati Aqila. Tidak mudah untuk Aqila melupakan semua
dengan permanen. Kelakuan buruk Arka bukan hanya sekali terhadapnya, tapi
berulang kali.
"Kamu ngapain duduk di sini?" Tanya Arka melihat
Aqila duduk di tepi ranjang tidur nya.
"Duduk, apa kamu tidak melihat nya?" Balas Aqila
bertanya balik.
"Aku bertanya secara baik kenapa menjawab seperti itu.
Apa tidak bisa menjawab tanpa bertanya?" Arka menatap tajam Aqila yang
tidak menoleh kearahnya, hal itu malah membuat Arka merasa terhina.
Arka merasa terhina dengan sikap Aqila malas tau tanpa menoleh
ke arah nya saat bicara. Tanpa aba-aba dia menarik kasar Aqila hingga wajah
cantik Aqila menatap jelas ke arah Arka. Cukup lama mereka saling pandang satu
sama lain. Tanpa sadar keduanya saling berucap memuji dalam hati.
"Wanita ular ini jika dilihat dari dekat ternyata
cantik juga, tapi sayang kenapa wajah cantik nya digunakan untuk menipu.
Seandainya kamu tidak melakukan ini, aku yakin kamu akan bahagia." Batin
Arka menatap intex wajah Aqila begitu dekat dengan wajahnya hanya berjarak dua
jengkal.
"Kamu tampan, tapi kenapa sikap kamu begitu buruk
kepadaku? apa kesalahan yang ku perbuat kepadamu, jika sedikit saja kamu
memberi kesempatan pada pernikahan ini, aku ingin sekali memperbaiki dan
mempertahankan pernikahan ini hingga maut yang memisahkan." Batin Aqila
sedih.
Meski Aqila di perlakukan buruk oleh Arka, hal itu tidak
membuat Aqila membenci nya, bagaimana juga Arka masih suaminya saat ini. Dia
menghindar dari Arka bukan karena benci melainkan menghindar dari perdebatan
yang akan di pancing oleh Arka sendiri kepada dia saat melihat wajah nya.
"Kenapa menatap ku seperti itu?" Tanya Arka masih
dengan posisi awal.
Berbeda dengan Arka kelihatan santai meski jarak wajah
mereka sangat dekat, sedangkan disisi lain Aqila sangat gugup dan canggung
dengan situasi ini, dia ingin sekali mengacuhkan Arka dan menoleh kearah lain,
tapi semua itu tidak bisa dia lakukan.
"Apa yang kamu pikirkan? kenapa tidak menjawab
pertanyaan ku? kenapa menatap ku?" Tanya ulang Arka lekat menatap
manik-manik mata Aqila.
"Kamu ju_ga kenapa menatap ku?" Gugup Aqila
melempar balik pertanyaan tanpa ingin menjawab.
"Aku bertanya lebih dahulu, kenapa tidak kamu saja yang
menjawab!" Ucap Arka kesal, selalu saja Aqila melempar balik pertanyaan
tanpa ingin membalas.
Apa melempar balik pertanyaan sudah menjadi kebiasaan Aqila.
Pikir Arka kesal.
"Bagaimana aku tidak menatapmu jika tangan mu saja
masih setia menahan dagu ku seperti ini." Tunjuk Aqila memberi arahan
lewat ujung mata.
Sontak hal tersebut langsung membuat Arka melepas kasar
wajah Aqila dengan kuat, hingga Aqila terpental jatuh dari ujung tepi kasur ke
bawah lantai.
"Auwh." ringis Aqila kesakitan.
"Itu hukuman karena sudah berani mengacuhkan aku saat
bicara!" Kata Arka bangun meninggalkan Aqila menuju kamar mandi.
Aqila memandang tubuh Arka semakin menjauh dari penglihatan.
Perlahan Aqila bangun dan berdiri lurus bingung apa yang akan dia lakukan sekarang.
Dimana pakaian nya? dimana dia harus tidur? apa akan sama seperti hari itu
pertama kali masuk ke ruangan ini? tidur dibawah lantai tanpa alas selimut.
Bingung dengan pertanyaan memutari otak, akhirnya Aqila
memutuskan untuk mengecek di dalam lemari Arka. Betapa kagetnya saat melihat
semua pakaian nya sudah dipindah kan disini tanpa kurang.
"Sejak kapan dia memindahkan semua ini? bukan nya dia
bekerja hari ini? apa semua ini bibi yang melakukan atas perintah nya?"
Gumam Aqila bertanya menatap isi lemari Arka yang sekarang di penuhi dengan
pakaiannya.
Cekrek...
Terdengar pintu kamar mandi terbuka, keluarlah Arka dengan
tubuh yang lebih fresh dengan balutan handuk menutupi senjata sakti, dan
membiarkan dada bidang roti robek terbuka lembar di pandang Aqila dengan jelas.
Aqila memandang tubuh atletik Arka menelan ludah saking
Indahnya tubuh Arka. Otot berisi Arka menambah ketampanan berlipat ganda yang
di miliki Arka sejak awal tampan menjadi lebih tampan.
"Pikir apa kamu Qila, ayo sadar jangan terlalu berharap
dan mengangumi pria di hadapanmu ini, dia tidak akan mencintai kamu, bahkan
memberi sedikit perhatian dia jijik. Come on Aqila, sadar jangan sampai kamu
menaruh hati sama pria yang berstatus suami mu ini, dia hanya menganggapmu
istri di atas kertas tidak lebih, bahkan kapan saja bisa dia robek kertas
itu." Batin Aqila menyadarkan diri.
Sakit pasti sangat sakit, hati istri mana yang tidak terluka
menerima kenyataan seumur hidup, dia hanyalah istri diatas kertas yang tidak
pernah di anggap ada oleh suami nya.
Dari awal Aqila sadar Arka tidak mengganggap penting atau
adanya pernikahan ini, dimata nya pernikahan ini hanya sebuah permainan yang
bisa diselesaikan kapan saja.
"Kenapa memandang ku seperti itu? jangan berharap aku
ingin menyentuh mu lagi, kemarin hanyalah sebuah kesalahan yang pernah aku
lakukan dan kini menjadi penyesalan terbesar dalam hidupku." Kata Arka
menghina Aqila seakan menyentuh nya kemarin adalah sebuah hal menjijikan.
Hati Aqila mendadak sakit dan perih mendalam di lubuk hati,
perkataan Arka seakan tidak ada penyesalan dalam hidupnya merenggut harta
berharga milik Aqila.
"Bukan hanya kamu, aku juga bahkan lebih menyesal dari
apa yang kamu rasakan!" Ucap Aqila tidak kalah pedas dari Arka."Aku
bahkan lebih memilih bunuh diri dari pada harus disentuh pria seperti
kamu!"
"Benar begitu?" Tanya Arka berjalan mendekati
Aqila.
Melihat langkah Arka mulai mendekati nya, dia perlahan
mundur kebelakang hingga terjepit habis di ujung dinding tembok.
"Kenapa takut? aku tidak akan melakukan apapun kepadamu
mu? Bersih kan otak kotor mu itu, jangan berlebihan memikirkan sesuatu yang
tidak akan terjadi lagi." Mundur Arka melihat wajah gugup Aqila.
"Apa yang kamu tau tentang pikiran ku? jangan berlagak
seperti peramal yang bisa membaca pikiran orang." Bantah Aqila tidak
terima, meski semua yang di katakan Arka benar, dia tidak mungkin menjelaskan
sesungguhnya, bisa tengksin nanti di ejek dan di hina habis oleh Arka.
"Tanpa berkata, aku sudah bisa melihat dari wajah kamu
yang berharap lebih melihat tubuh indah ku ini."
"Terserah kamu mau berpikir apa tentang ku, aku tidak
perduli itu. Yang perlu kamu tau aku tidak sudi dan tidak rela untuk di sentuh
lagi sama pria seperti kamu!" Tegas Aqila menatap tajam Arka, seakan gugup
nya hilang mendadak mendengar ejekan hinaan Arka..……(Bersambung bab 30 )
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 30 Novel Pernikahan Di Atas Kertas
Posting Komentar untuk "Bab 29 Pernikahan Di Atas Kertas "