Bab 28 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 28

Di kediaman keluarga Dirgantara, Kondisi Arka sangat kacau,
dia mengadu masalah yang terjadi pada kantor kepada kedua orang tua nya.
"Apa langkah selanjut yang akan kamu ambil?" Tanya
Sang Papa kepada Arka mendengar semua keluh kesah masalah pada perusahaan.
"Arka membatalkan semua kerja sama dengan mereka dalam
bentuk apapun itu, Arka tidak sudih berkerjasama dengan mereka." Tegas
Arka yakin tidak goyang dengan keputusannya.
"Oke, kalau itu sudah jadi keputusan kamu. Satu yang
perlu kamu ingat mereka juga tidak akan rugi sama seperti kita. Mereka
perusahaan terkenal di berbagai puluh negeri, sama seperti kita, tapi hal yang
membedakan kita dengan mereka hanya satu, dan itu sudah jelas kamu tau, tanpa
Papa beritahu ulang." Kata Papa panjang lebar.
"Arka tau dan bahkan sangat ingat siapa keluarga mereka
di mata masyarakat Indo dan luar, tapi Arka tidak peduli itu, jika mereka
berani mengusik ketenangan Arka. Mereka siap melawan Arka." Tegas Arka
serius terdengar tidak becanda dengan perkataan nya.
"Iya, tapi ingat jangan pernah melakukan sesuatu yang
dapat merugikan diri sendiri." Papa Beni memperingati anaknya agar tidak
gegabah dalam bertindak.
Papa Beni tidak ingin anak tunggal nya celaka meski keluarga
Dirgantara terkaya di Indo, keluarga Adijaya jauh lebih kayak dari mereka.
Mungkin jika Arka bisa memberi peringatan kepada Mereka,
tidak menutup kemungkinan mereka akan membalas.
"Papa tenang saja, Arka bukan anak kecil seperti dulu
yang selalu melakukan apapun dengan ceroboh." Balas Arka.
"Iya Papa percaya."
"Eitsh tunggu dulu, dari tadi Mama merasa ada
kurang?" Mama Diana mengedarkan seluruh penjuru sudut mansion mencari
sesuatu yang ganjal di pikirannya.
"Apa yang kurang?" Tanya balik Arka.
Mama Diana masih diam belum menjawab, bola mata nya masih
setia keliling seperti polisi yang tidak akan berhenti mencari bukti kejahatan,
tapi kali ini berbeda. Mama Diana bukan mencari bukti kejahatan melainkan
mencari sesuatu yang mengganjal di hati dan pikirannya.
"Mama cari apa sih? Disini hanya ada kita gak ada yang
lain, biasa cuman kita bertiga? Kenapa sekarang jadi aneh gini, Mama berharap
ada siapa lagi disini." Ujar Papa Beni bertanya bingung sama istri
tersayang nya.
"Papa kalau gak tau diam aja, gak usah nganggu."
Kata Mama Diana menyuruh suaminya untuk tidak merecoki pencarian nya.
Ting-Tong...
Ting-Tong...
Bunyi bel pertanda ada tamu di depan pintu.
Art langsung berlari membuka pintu. Siapa yang datang jam
segini? Bahkan sudah sore masih saja ada tamu, apa tamu dari Tuan dan Nyonya
besar. Pikir Art.
"Nyonya." Ucap Art tersebut melihat siapa orang
yang memencet bel.
Orang tersebut adalah Aqila, dia baru pulang kerja."Iya
Bi, Assalamu'alaikum" Sahut dan salam Aqila.
"Walaikumsalam Nyonya." Sahut Art tersebut tunduk
malu. Bisanya dia melupakan salam.
"Bibi kenapa?" Tanya Aqila melihat' tunduk nya Art
tersebut.
"Tidak apa-apa Nyonya." Jawab Art.
"Yah sudah kalau begitu, saya masuk dulu." Ucap
Aqila pamit masuk duluan, dia ingin mengistirahatkan badan, seharian banyak
drama pekerjaan di kantor.
"Nyon_" Belum kelar mengucapkan satu kata, Aqila
sudah pergi.
"Belum juga mengatakan Tuan dan Nyonya besar sudah
kembali, Nyonya muda sudah masuk, gimana ini? Nyonya Aqila pasti belum tau saat
ini kamarnya sudah di pindahkan." Gumam Art tersebut bingung sendiri.
Saat Aqila menginjakkan kaki di ruang keluarga betapa
kagetnya dia melihat kedua mertuanya ada di sini, sejak kapan mereka tiba?
Bukannya tadi pagi belum ada kenapa mendadak sudah di sini? Pikir Aqila
tersenyum mendekat kepada mertua nya.
Sebaliknya dengan mereka menatap Aqila di depan. Mereka
menatap Aqila yang pulang entah dari mana itu, tapi pakaian nya saat ini
seperti orang kantoran yang baru pulang kerja.
"Nah ini Pa yang Mama cari, Mama ngerasa ada yang
kurang ternyata mantu cantik Mama yang kurang." Ujar Mama Diana baru
mengingat hal yang mengganjal di hatinya.
"Sini sayang duduk." Suruh Mama Diana
mempersilakan Aqila untuk duduk bergabung dengan mereka.
"Iya Ma." Ucap Aqila mengikuti suruhan Mertuanya
dan langsung duduk di samping Arka.
Aqila terpaksa duduk di samping Arka atas perintah Mama
Diana menepuk sofa samping Arka, mau tidak mau Aqila mengikuti dan duduk dengan
anteng. Menolak kayaknya tidak mungkin mertuanya bisa curiga dengan masalah
rumah tangga yang tidak baik.
"Kamu dari mana sayang? Kenapa baru pulang?" Tanya
Mama Diana penasaran melihat Aqila baru pulang jam segini.
"Qila baru pulang kerja Ma." Jawab Aqila.
Sontak mendengar jawaban dari Aqila, kedua mertuanya
kaget."Kerja?" Ucap ulang Papa Beni bertanya.
"Iya Papa, Qila baru pulang kerja." Jawab ulang
Aqila bingung dengan reaksi mertuanya.
Kenapa mereka kaget mendengar aku kerja? Apa mereka tidak
tau semua ini. Pikir Aqila bingung sendiri dengan pertanyaan memutari otaknya.
Melihat reaksi kedua orang tuanya kaget, Arka berusaha
tenang agar tidak di curigai.
"Arka, apa kamu bisa jelaskan semua ini? Kenapa Aqila
bekerja?" Tanya serius Papa Beni tidak menyukai mantunya bekerja.
Mau di bilang apa jika kolega nya tau Mantu dari keluarga
Dirgantara bekerja. Papa Beni tidak habis pikir sama anak dan mantu nya ini.
Apa mereka tidak berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak.
"Pap_" Perkataan Aqila langsung dipotong Arka. Hal
tersebut membuat Aqila bingung apa sebenarnya mau Arka, kenapa dia memotong
ucapannya.
"Papa, Arka bisa jelaskan semua ini, jadi Papa tenang
dulu." Ucap Arka menenangkan Papa Beni.
"Jelaskan sekarang jangan bertele-tele, atau Papa akan
salah paham semua ini." Tegas Papa Beni.
"Iya, ini Arka mau jelaskan, Papa sabar dulu."
Balas Arka.
Mama Diana memilih diam menyimak karena suami nya sudah
bergerak duluan. Dia juga sama kaget, bingung dan penasaran apa yang terjadi
sama Aqila hingga memilih bekerja. Keluarga Dirgantara tidak kekurangan uang,
tinggal sebut saja apa keinginan Aqila akan langsung ada dalam hitungan detik.
Setelah mendengar alasan bohong yang diberikan Arka kepada
Papa, Mama. Akhirnya mereka percaya.
Sekarang Arka dan Aqila sudah berada di dalam kamar. Saat
Aqila ingin beranjak masuk ke kamar tamu, Arka segera menarik dan memeluk erat.
Dia terpaksa melakukan semua itu karena saat ini Papa dan Mama masih
memperhatikan mereka.
Mau tidak mau Arka harus melakukan akting untuk menyakinkan
kedua orang tua nya. Jika pernikahan mereka baik-baik saja..……(Bersambungbab 29 )
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 29 Novel Pernikahan Di Atas Kertas
Posting Komentar untuk "Bab 28 Pernikahan Di Atas Kertas "