Bab 27 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 27

Dewi masih diam beribuh bahasa, tidak ada kata yang bisa dia
jadikan untuk pembelaan membela dirinya, selain diam mengunci mulut.
"Dewi." Panggil Farel menatap dengan aura dingin.
Aqila diam menyimak, ingin berkata dia bingung harus berkata
apa, sekarang dia masih bingung apa yang terjadi saat ini.
"Iya Pak." Sahut Dewi tidak berani menatap wajah
atasan nya.
"Kenapa berhenti? Apa kamu gak berniat melanjutkan?
Tanya Farel, dia sudah kesal di tambah kesal mendengar Dewi menjelekkan dia di
hadapan Aqila, jika saja kepada orang lain dia tidak peduli, tapi ini kepada
Aqila. Wanita yang kini membuat dirinya bimbang atas cintanya.
"Maaf Pak, saya tidak bermaksud menjelekkan Bapak, tadi
saya hanya becanda ingin mengerjai Aqila tidak lebih." ungkap Dewi jujur
menjelaskan kepada atasan.
"Serius? Apa itu bukan alasan kamu untuk menyelamatkan
diri?" Tanya Farel memastikan bisa saja itu alasan Dewi.
"Serius Pak, saya berani bersumpah demi apapun."
Ucap Dewi serius tidak terlihat kebohongan dari perkataan dan juga mata nya.
"Oke saya percaya. Lain kali kalau ingin membicarakan
saya langsung saja didepan jangan di belakang, karena itu hanyalah seorang
pengecut dan pecundang." Farel mencibir pedas Dewi dengan ucapan pedas
nya.
Aqila mendengar cibiran tajam Farel kepada Dewi sontak saja
kaget, ternyata mulut Pak Farel tajam juga kalau sedang marah. Dia baru
menyadari dan mendengar langsung hari ini.
"Iya Pak, saya janji tidak akan mengulangi lagi."
Janji Dewi serius tobat mengerjai Aqila dengan bahan gosip atasan nya.
"Hmm," Farel hanya membalas dengan
dehemen."Aqila apa kamu sudah mendapatkan file yang saya minta?"
"Ini Pak saya lagi proses menjalani perintah
Bapak." Jawab Aqila.
"Lain kali jangan ngobrol atau ngerumpi di jam
kerja." Farel memperingati Aqila.
Hal itu sontak membuat Dewi kaget. Apa reaksi dan omongan
Pak Farel hanya segitu? pikirnya tadi Pak Farel akan marah ternyata tidak.
Pak Farel malah bersikap sebaliknya, Dewi mempunyai banyak
pertanyaan dibenaknya saat ini. Apa benar dugaannya kalau Pak Farel menyukai
Aqila, tapi Aqila nya saja belum sadar.
Saat ini Dewi hanya bisa berkata pada batin nya sendiri,
bagaimana bisa Atasan nya ini menyukai wanita yang berstatus istri orang.
Kehidupan sangat miris, banyak wanita di luar sana yang
cantik dan single. Atasan nya lebih memilih wanita beristri.
"Iya Pak saya minta maaf, saya tidak akan mengulangi
ini." Ucap Aqila menatap wajah Pak Farel yang menampilkan sikap dingin.
"Oke saya terima maaf dan janji kamu." Balas
Farel, sekali lagi hal tersebut membuat Dewi melongo.
Saat tadi dia berkata sama seperti Aqila hanya di balas
deheman, nah ini apa sekarang? Pak Farel malah. Menjawab Aqila. Sungguh atasan
pilih kasih, pantas saja umur yang sudah mencapai kepala tiga belum punya
pendamping, ternyata ini salah satu alasan.
"Dasar atasan plin-plan, kalau tau kamu kayak gini
mending tadi aku jelekin lebih parah." Umpat Dewi dalam hati.
🌿🌺🌿
3 jam berkutat dengan dokumen, akhirnya selesei. Arka segera
menghubungi Yudha." Ke ruangan ku sekarang juga." Titah Arka tegas
lalu mematikan tanpa mendengar balasan dari Yudha disebrang sana.
"Dasar Arka, kebiasaan sekali mematikan telpon begini,
apa dia tidak ingin mendengar balasan dari gue sebelum mematikan secara
sepihak." Gerutu ngedumel Yudha kesal.
Baru saja beberapa jam dia bisa tenang kembali ke ruangan
untuk melanjutkan kerjaan yang sempat tertunda karena Arka mendadak memberikan
tugas baru padanya.
Namun sekarang lihatlah dia sudah dipanggil Arka, entah
apalagi yang akan disuruh, Yudha sudah ikhlas, karena tidak ada jalan lain
selain mengiyakan dan mengikuti.
"Yah Allah, apalagi yang akan di perintah Arka? Dia gak
bisa apa lihat gue tenang sehari saja." Batin Yudha.
"Ada keperluan apa lho manggil gue?" Tanya Yudha
saat tiba di ruangan Arka.
"Ini." Menyodorkan berkas dokumen kepada Yudha.
"Ini apaan? Kenapa di kasih ke gue?" Tanya bingung
Yudha.
"Lihat sendiri!" Perintah Arka membuat Yudha yang
awal penasaran, menjadi gregat ingin segera tau. Penasaran sudah mendarah
daging kental di otak nya setelah dipanggil dan di kasih dokumen yang tidak dia
ketahui isi bacaan dalamnya.
"Pembatalan kerja sama?" Kaget Yudha membaca
pembukaan bagian atas yang tertulis."Kalau lho sudah mengerjai ini kenapa
suruh gue? Ini nama nya lho kibulin gue. Dan lho juga udah buat kerjaan gue
jadi tertunda semua!" Kesal Yudha bingung apa saja yang ada di otak Akra
hingga nyebelin begini.
"Kenapa gak suka lho?" Balik tanya Arka menatap
wajah kesal Yudha kepada dirinya.
Arka sama sekali tidak merasa bersalah atau lain nya.
Dirinya masih bersikap biasa, tenang seperti tidak ada kesalahan yang dia
perbuat.
"Iya gue gak suka!" Balas Yudha.
"Urusan dengan gue apaan kalau lho gak suka?"
Tanya balik Arka membuat Yudha makin kesal.
Yudha berpikir apa atasan nya ini bodoh? Kenapa pakai nanya
lagi, apa gak bisa berpikir, percuma kalau pintar hanya di bidang kerja kalau
yang lain gak tau namanya bodoh.
Kini surat pembatalan kerja sama sudah tiba di kantor
William bersamaan dengan surat pembatalan yang di kirim dari kantor William
kepada kantor Dirgantara.
Ke salah pahaman antara perusahaan Dirgantara dan William
semakin besar, tanpa ada dinding pemisah menyelesaikan ke salah pahaman mereka
ini.
"Kurang ajar berani nya mereka mengirim surat ini,
seharusnya kita bukan mereka." Marah Farel membaca isi map dokumen yang
diberikan Aqila kepadanya.
Aqila melihat langsung amukan Pak Farel menjadi merinding,
ternyata benar perkataan Dewi, Pak Farel kalau marah seram seperti macan tutul
bahkan mengalahkan seram nya Kunti.
Menyadari saat ini masih ada Aqila di ruangan, Pak Farel
membuka suara." Keluar lah Qila, lanjut kan kerjaan kamu." Perintah
Farel mengusir Aqila kembali bekerja, dia tidak ingin Aqila melihat lebih
amarah nya.
"Baik pak, kalau begitu saya pamit undur diri."
Tunduk Aqila lalu berbalik keluar kembali ke ruangan nya.
"Huft." Aqila menghembus nafas lega, tadi nafas
nya mendadak sesak berada di dalam, entah kenapa dia sendiri tidak tau. Mungkin
karena efek tegang mendengar semua yang terasa baru dia lihat dari atasan yang
selalu dinilai baik.
"Berkas apa sih yang di baca Pak Farel hingga semarah
itu? apa ada kaitan dengan pertemuan klien tadi dengan surat pembatalan kerja
sama?" Pikir Aqila bertanya dan diri sendiri..……(Bersambung bab 28 )
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 28 Novel Pernikahan Di Atas Kertas
Posting Komentar untuk "Bab 27 Pernikahan Di Atas Kertas "