Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 21 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 21

Setelah Dewi duduk, Pak Farel mulai bertanya." Apa kamu mengenal lama Aqila?"

"Tidak Pak saya mengenal Aqila baru." Jawab Dewi.

"Kalau baru mengenal kenapa terlihat begitu akrab seperti sudah saling mengenal sejak lama?" Tanya Farel binggung baru kenal kenapa terlihat seperti sudah lama kenal.

"Oh itu Pak semua karena Aqila orang nya cepat tanggap, dan mudah berbaur asyik di ajak bicara jadi tidak sulit bagi orang baru untuk akrab dengan Aqila." Jelas Dewi apa ada nya tanpa kurang dan melebihi kata tentang Aqila.

"Jadi begitu. Apa kamu mengetahui yang terjadi barusan sama Aqila?" Tanya Farel lagi penasaran, hal tersebut membuat Dewi semakin binggung ada apa dengan atasan nya, kenapa begitu khawatir sama Aqila yang jelas bukan siapa-siapa nya.

Menyadari bawahan nya mulai curiga dengan semua pertanyaan berlebihan yang jelas ia bukan siapa-siapa dari Aqila pasti membuat Dewi curiga.

"Kamu jangan salah paham dulu, hal ini wajar seorang atasan bertanya-tanya tentang karyawan, jangan sampai masalah dalam di bawah ke luar, dan itu sudah jelas akan mengganggu konsentrasi dalam bekerja. Saya tidak mau kantor ini jadi bangkrut." Jelas Farel berbohong.

"Iya Pak saya paham, saya tidak pernah berpikir seperti itu, jadi bapak tidak perlu menjelaskan panjang lebar pada saya." Balas Dewi membuat Farel panik, pasal nya ia tidak bertanya tapi atasan nya malah menjelaskan sendiri.

"Saya hanya ingin menjelaskan takut perhatian saya ini di salah artikan." Ucap Farel berusaha tenang.

"Iya Pak di benar arti juga gak apa-apa, Bapak CEO di sini jadi bebas melakukan apa saja." Balas Dewi ingin sekali rasa nya ia tertawa melihat raut wajah atasan nya ini salah tingkah.

"Bebas maksud nya apaan?" Tanya Farel mengerutkan kening binggung maksud dari Dewi.

"Itu Pak maksud saya," Binggung Dewi harus menjelaskan apa.

"Maksud nya apa?" Desak Pak Farel tegas membuat bulu kuduk Dewi naik ketakutan.

"Itu Pak maksud saya bapak bebas mau menjelaskan atau tidak." Kata Dewi cepat dengan hati was-was takut salah ucap.

"Oooh." Singkat Farel.

"Apa masih ada yang ingin bapak sampaikan? jika tidak ada saya ingin melanjutkan pekerjaan saya." Kata Dewi memberanikan diri bertanya, Ia sudah tidak kuat jika lebih lama berada di ruangan sini, bisa habis oksigen terus di interogasi.

"Tidak ada. Kamu bisa keluar sekarang!" Perintah Farel membuat Dewi mendengar ucapan itu senang, tidak membuang waktu lagi ia langsung melarikan diri.

Bukan kebelet atau kerasukan, Dewi sudah kehabisan nafas berlama-lama berada di dalam, pasal nya ia seperti pencuri yang ketahuan mengambil barang seseorang.

"Hufft lama di dalam bisa mati aku, kenapa Pak. Farel seram sekali kalau lagi interogasi yah? kenapa begitu kepo sama urusan Qila, apa Pak Farel ada hati sama Qila? kalau benar gimana yah, masa iya Pak Farel mau jadi pebinor?" Bingung Dewi bertanya pada diri sendiri.

Kini benak nya memiliki banyak pertanyaan yang terus memutari otak nya. Langkah kaki terasa lambat berjalan saking serius mencari jawaban dari pertanyaan sendiri.

🌿🌺🌿

Tanpa terasa Arka sudah ketiduran selama 5 jam. Mata masih enggan membuka 5 jam tidur berasa baru mulai tidur. Arka masih lekat memeluk batal guling tanpa ingin melepas sedetik pun, lelah fisik dan pikiran membuat ia ingin isirahat sejenak untuk melupakan semua yang telah terjadi.

Arka berharap setelah bangun dari sadar, semua yang terjadi selama 3 hari kemarin hanyalah sebuah mimpi buruk. Namun sayang semua kenyataan setelah ia membuka mata.

"Hmmpt, kenapa harus terjadi di kehidupan ku bukan didalam mimpi." Sadar Arka mengacak frustasi rambut nya.

Arka membanting semua benda yang berada dekat nya tanpa terkecuali. Mendengar bunyi keras dari kamar Arka, Aqila yang saat ini berada di dapur memasak untuk makan malam menjadi kaget.

"Apa yang terjadi bunyi apa itu?" Kaget Aqila mengelus dada nya. Hampir saja minyak panas mengenai tangan mulus nya jika ia tidak cepat menghindar.

"Kayak nya itu dari kamar Tuan Nyonya." Ucap Art tersebut.

"Kamar Arka, apa yang terjadi dengan dengan nya?" Gumam Aqila bertanya masih bisa di dengar Art tersebut.

"Apa nyonya ingin melihat ke atas?" Ujar Art memberi saran kepada Aqila.

"Tidak. Saya tidak ingin berurusan sama dia, biarkan saja dia melakukan yang ia suka, saya tidak perduli." Balas Aqila sudah muak niat baik nya selalu di nilai buruk oleh Arka. Jadi sekarang terserah Aqila tidak memperdulikan lagi jika Arka terluka pun bukan urusan Aqila.

Arka hanya menganggap Aqila penumpang tidak lebih jadi untuk apa Aqila peduli sama orang yang tidak menganggap ada diri nya meski sedikit saja.

Aqila hanya berharap dan berdoa agar Kak Siska cepat di temui agar kebenaran dapat terungkap dan ia secepatnya bisa terbebas dari semua ini.

Aqila dan Art kembali memasak tanpa memperdulikan bunyi keras pecahan dari kamar Arka, entah apa yang terjadi mereka tidak perduli bukan tidak khawatir mereka malas berurusan sama Arka yang selalu menyalah artikan kebaikan seseorang yang tulus pada nya.

Kamar Arka kini berubah menjadi kapal pecah bahkan bisa di sebut tempat penampungan sampah, banyak barang berserakan di setiap sudut.

Arka tidak memperdulikan barang mahal atau murah semua di banting pecah tanpa tersisa atau di perbaiki kembali. Kini hanya amarah dan emosi menguasai diri, harapan dan cita-cita yang di impikan membangun keluarga bahagia semua hancur sirna tanpa celah.

"Kenapa harus aku yang merasakan semua ini. Kenapa kamu harus hadir di kehidupan ku dan menghancurkan semua impian yang sudah ku nantikan sejak lama. Apa salah ku padamu Aqila hingga kau tega melakukan ini." Teriak Arka membanting lampu hias di samping kasur.

Aqila kaget mendengar nama nya disebut."Kenapa kamu terus menyalahkan aku atas sesuatu yang tidak ku lakukan. Kenapa kamu terus berprasangka buruk. Apa tidak ada sedikit pikiran baik tentang diriku, apa begitu jahat aku dimata mu." Batin Aqila sedih menghentikan aktivitas masak.

Saat ini Aqila sedang mengiris sayur, langkah nya terhenti saat mendengar teriak umpatan amarah Arka yang menyalahkan Aqila atas semua yang terjadi. Art mendengar Tuan nya menyalakan Nyonya Aqila menjadi iba.

"Kasihan Nyonya Aqila selalu di salahkan atas sesuatu yang tidak ia lakukan. Ya Allah tunjukkan kebenaran kepada Tuan Arka, berikan ia kesadaran bahwa semua yang terjadi bukan ulah Nyonya Aqila melainkan salah mantan calon istri nya sendiri yang kabur dari pernikahan..……(Bersambung bab22 )

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 22 Novel Pernikahan Di Atas Kertas

Posting Komentar untuk "Bab 21 Pernikahan Di Atas Kertas "