Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 20 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 20

"Qila kamu kenapa, tenang lah di sini ada aku, semua akan baik-baik saja. Aku janji akan melindungi kamu." Kata Dewi menenangkan Aqila terlihat sangat rapuh.

Hati Dewi ikut sakit melihat kehancuran Aqila, entah apa yang di lakukan suami nya hingga membuat Aqila seperti ini.

Mendengar ucapan Dewi hal tersebut membuat Aqila sedikit tenang dan langsung memeluk erat Dewi dengan isakan masih bersuara dari mulut.

"Tenang lah aku di sini, kamu akan baik-baik saja jangan takut." Kata Dewi memeluk balas Aqila memberi ketenangan.

Melihat betapa terpuruk nya Aqila, ada perasaan aneh di hati Farel melihat butiran bening menetes di pipi Aqila.

"Kenapa dengan perasaan ku, kenapa sangat hancur melihat dia menangis." Batin Farel bertanya bingung.

Baru kali ini ia merasakan perasaan aneh ini. Apa sekarang ia telah jatuh cinta dengan staf baru nya, jika perasaan ini benar apa yang harus ia lakukan.

Farel belum pernah jatuh cinta kepada wanita mana pun, entah kenapa ia sendiri binggung banyak wanita cantik di negara yang ia tempati dulu kenapa tidak ada satu yang membuat ia jatuh cinta.

Kadang ia berpikir perasaan hati lebih rumit dari pekerjaan kantor. Pekerjaan kantor dapat di handle di bawah naungan perintah sendiri, tapi tidak dengan perasaan cinta yang langsung di handle oleh hati tanpa bisa di otak-atik lagi.

"Bubar!" Teriak Farel melihat pasang mata karyawan menyaksikan adegan penuh air mata ini.

Mendengar teriakan Pak Farel, Aqila melepas pelukan dari Dewi betapa kaget nya Aqila melihat banyak karyawan di dekat ruangan nya.

Aqila berpikir apa sangat parah kah diri nya tadi hingga mengundang banyak perhatian semua karyawan. Aqila merasa malu menjadi sorotan karyawan. Ia tidak berani berkata selain diam betapa malu nya Aqila baru dua hari kerja saja sudah membuat kantor heboh.

"Kamu bisa pulang duluan, tenangkan diri dan pikiran kamu, untuk klien besok tidak usah kamu pikirkan." Ucap Farel memandang Aqila betapa kacau dirinya saat ini.

"Tapi Pak bagaimana bisa saya bisa melepaskan tanggung jawab begitu saja." Kata Aqila.

"Jangan pikirkan itu, semua bisa di handle orang lain. Lebih penting sekarang kesehatan kamu." Balas Farel." Satu lagi besok kamu tidak perlu kerja, istirahat saja di rumah sampai baikan baru masuk."

"Tidak perlu seperti itu Pak, dengan sekarang di beri izin pulang duluan saya merasa bisa lebih baik untuk besok kembali bekerja." Balas Aqila.

Aqila berpikir jika ia di beri cuti besok, apa yang akan ia lakukan di mansion semua hanya akan membuat ia makin sakit, lebih baik ia bekerja untuk melupakan.

"Apa kamu yakin seperti itu?" Tanya Farel memastikan.

"Iya Pak saya yakin, Terima kasih atas perhatian bapak." Kata Aqila bersyukur di saat seperti ini masih ada orang yang perhatian dengan nya.

"Tidak perlu Terima kasih ini sudah kewajiban saya sebagai atasan kepada karyawan." Ucap Farel.

"Iya Pak." Kata Aqila.

"Yah sudah sekarang saya keluar dulu, kamu bisa bersiap untuk pulang." Ucap Farel sebelum meninggalkan ruangan Aqila.

"Apa sekarang kamu sudah lebih baik?" Tanya Dewi masih khawatir dengan kondisi Aqila.

"Kamu tenang saja sekarang aku sudah baik tidak usah khawatir." Jawab Aqila menyakinkan Dewi.

Di dalam taksi Aqila memandang lekat pemandangan jalan, awal nya ia ingin naik angkot tapi Dewi melarang keras.

Setiba di mansion Aqila di sambut Art." Siang nyonya." Sapa Art tersebut.

"Siang juga Bibi." Sahut lembut Aqila membuat semua pekerjaan di mansion menyukai sikap Aqila.

Aqila tidak memandang rendah atau perintah sesuka hati seperti majikan lain yang berada di luar sana. Hal itu membuat semua Art dan satpam merasa betah dan nyaman bekerja di sini. Pernah sekali terlintas di benak mereka untuk mundur bekerja dari sini, tapi di urungkan saat masuk nya Aqila di kediaman mansion ini.

"Nyonya mau makan apa, biar bibi siapkan." Kata Art tersebut.

"Bibi tidak perlu repot-repot saya bisa melakukan sendiri, bibi dan yang lain istirahat saja." Sopan Aqila sadar ia bukan majikan di mansion ini.

Kata-kata Arka selalu terngiang dibenak nya hal itu tidak membuat ia lupa diri derajat nya hanya penumpang dan istri di atas kertas tidak lebih.

Mendengar perkataan majikan, semua Art menjadi kagum.

Memasuki kamar Aqila langsung mengunci pintu. Ia tidak ingin hal itu terulang lagi, sudah cukup ia selalu teringat setiap masuk dan berada di kamar yang penuh penyiksaan batin raga nya.

Sekarang ia tidak ingin hal itu terulang. Aqila segera melepaskan tas di lemari dan menghapus makeup seperti biasa sebelum mandi. Kali ini tidak ada gangguan dari Arka entah kemana orang itu, Aqila tidak peduli hari ini ia sudah sangat kelelahan dengan tumpukan dokumen yang ia kerjakan pagi tadi.

Aqila hanya ingin ketenangan sehari melepas semua beban dalam hidup nya. Entah itu bisa terwujud atau tidak Aqila hanya bisa berharap dan berdoa agar terkabul.

Setelah merendam selama 30 menit, Aqila keluar dengan rambut basah karena habis keramas tujuan nya untuk meringankan kepala yang sejak tadi terasa berat.

"Akhirnya kepala ku terasa ringan lagi." Lega Aqila merentangkan kedua tangan dan langsung menjatuhkan tubuh di kasur.

"Mending sekarang aku istirahat dulu, sehari berhadapan dengan tumpukan dokumen ternyata sangat membosankan." Gumam Aqila mulai memejamkan mata.

5 menit kemudian masuk lah Aqila ke alam mimpi penuh kebebasan dari kenyataan dunia yang sangat menyakitkan.

🌿🌺🌿

Berbeda dengan Farel di kantor ia termenung di kursi kebesaran nya.

"Mencintai seseorang ternyata seperti ini. Apa yang harus aku lakukan." Gumam Farel

Setelah keluar dari ruangan Aqila, Farel langsung meminta HRD untuk mengirim Cv lamaran kerja Aqila tempoh hari. Setelah menerima Cv Aqila, Farel membaca secara detail betapa kaget ternyata Aqila sudah menikah berarti sudah memiliki suami.

Farel mulai berpikir kenapa Aqila bisa trauma, hal apa yang terjadi dengan pernikahan mereka membuat Aqila ketakutan dengan mengatakan aku mohon jangan lakukan. Perkataan Aqila terus terngiang di benak Farel pasal nya seperti sebuah teka teki.

Farel memencet tombol dan berkata." Panggil Dewi segera ke ruangan saya." Perintah Farel.

Setelah mematikan sambungan telpon, 3 kemudian terdengar ketukan pintu dari luar.

"Masuk." Perintah Farel..……(Bersambung bab 21 )

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 21 Novel Pernikahan Di Atas Kertas

Posting Komentar untuk "Bab 20 Pernikahan Di Atas Kertas "