Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 19 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 19

"Siapa yang ngelamun? gue lagi pikirin klien penting kita dari Korea yang membuka kantor baru di Indo." Ngeles Arka tengksin kalau berkata jujur bisa di tertawai habis-habisan sama Yudha.

"Oh emang apa yang kamu pikirkan? bukan nya besok kita ada pertemuan sama perusahaan Altar Willian yah?" Tanya Yudha percaya sama kebohongan yang di buat Arka.

"Iyaa besok jam 09:00 pagi di cafe Violet."Jawab Arka bangun dari duduk." Urus kantor jangan sekali menghubungi ku kalau itu tidak penting. Jabatan mu di pertaruhan di sini." Ancam Arka meninggalkan Yudha.

"Dasar egois sesuka nya saja, mentang-mentang kantor milik pribadi asal perintah saja, syukur gue butuh kerjaan kalau tidak malas lama-lama disini." Gumam Yudha memandang kepergian Arka dari ruangan.

Dalam perjalanan pulang jalan sungguh macet, hal itu membuat Arka kesal."Kenapa aku harus terjebak macet lagi, apa perlu aku membeli jalan pribadi cukup aku saja yang lewat tanpa harus menunggu seperti orang bodoh." Klakson Arka membuat situasi semakin riuh.

"Hey ada apa di depan kenapa tidak bergerak?" Teriak Arka setelah membuka kaca jendela mobil nya.

"Di depan ada kecelakaan Pak." Jawab pengendara tesebut.

Satu jam menunggu seperti orang bodoh di mobil, membuat kepala Arka pening. Matahari siang menyinari seluruh kota jakarta dengan trik sinar panas 360°.

"Hufft akhirnya tiba juga." Lega Arka memasuki area mansion nya.

"Siang Tuan, mau makan apa biar bibi siapkan sekarang." Tunduk hormat membungkuk Art tersebut.

"Tidak usah saya ingin istirahat saja, jika ada yang mencari saya, katakan saja saya tidak ingin di nganggu hari ini." Perintah Arka sebelum melangkah pergi.

"Oh iya satu lagi. Apakah Aqila sudah pulang?" Tanya Arka menghentikan langkah kaki.

"Belum Tuan, nyonya Aqila biasa pulang kerja jam 4 sore." Jawab Arts tersebut.

"Baiklah." Balas Arka menaiki tangga.

Di kamar Arka langsung menjatuhkan tubuh di kasur empuk nya tanpa membuka setelan jas yang ia kenakan sejak pagi.

🌿🌺🌿

Aqila duduk termenung di bawah kursi kerja nya. Pikiran dan otak kembali mengingat pertemuan awal bertemu Farel." Oh Tuhan apa aku jatuh cinta sama Pak Farel, kenapa aku terus kepikiran, kenapa aku merasa sangat nyaman berada di dekat nya." Batin Aqila.

"Sadar Qila sadar, kamu dan Pak Farel bagai langit dan bumi tidak mungkin bersatu buang semua pikiran ini stop mengharapkan sesuatu yang susah untuk di gapai." Kata Aqila menyadarkan diri memukul jidat sendiri.

"Qila kamu kenapa menepuk jidat sendiri? apa kamu sakit?" Khawatir Dewi melihat Aqila memukul jidat sendiri.

"Iya Wi, kepala ku terasa berat makanya aku memijat sebentar sebelum melanjutkan dokumen untuk besok." Bohong Aqila.

"Dokumen apa untuk besok, bukan nya semua dokumen laporan sudah kamu kerjakan tadi, terus apa lagi?" Bingung Dewi belum tau.

"Oh iya aku lupa belum memberitahu kamu. Tadi aku di panggil Pak Farel di minta untuk menghandle semua klien yang ingin mengajukan kerja sama dengan perusahaan kita, awal nya aku sudah menolak tapi Pak Farel memaksa mau tidak mau aku harus menerima, jaman sekarang susah cari kerja, aku gak mau di pecat karena menolak ini." Jelas Aqila tentang pertemuan ia dan atasan nya tadi di ruangan.

"Wauw amazing Qila, baru kali lho Pak Farel secara langsung memaksa seseorang untuk mengikuti kemauan nya kepada karyawan perempuan, biasa nya Pak Farel tidak seperti ini." Kata Dewi semangat." Apa Pak Farel ada hati sama kamu." Kata Dewi mengangetkan Aqila yang menyimak ucapan nya.

"Kamu apaan sih Wi, ngawur aja kalau bicara gak ada pria yang mau sama aku, suamiku saja sangat membenci ku bahkan tidak sudi menafkahi kebutuhan hidup ku, bagaimana dengan orang lain." Ucap Aqila tidak sadar menceritakan semua nya.

"Apa kamu sudah menikah?" Kaget Dewi mendengar pernyataan Aqila.

Sejak awal mengenal Aqila, Dewi belum mengetahui status Aqila, bukan tidak penting untuk di ketahui Dewi saat itu, karena ia berpikir saat itu Aqila masih single karena ia masih mudah dan cantik.

Namun dugaan pikiran nya salah, Aqila ternyata sudah menikah bahkan suami nya sangat membenci Aqila dan tidak sudi menafkahi bulanan Aqila hingga ia harus bekerja membanting tulang seperti ini.

"Iya aku sudah menikah beberapa hari yang lalu." Jawab Aqila tidak ingin banyak bicara takut keceplosan lagi.

"Kenapa suami kamu sangat membenci kamu bahkan tidak sudi memberi kamu bulanan, bukan nya itu sudah kewajiban suami memberi jatah bulanan bahkan lebih. Apa kalian berdua juga belum melakukan malam pertama?" Curiga Dewi memicingkan mata kepada Aqila merasa terpojok dengan pertanyaan sahabat nya ini.

Malam pertama sudah mereka lakukan meski dengan pemaksaan kepada Aqila dengan tuntutan Arka sebagai pelajaran agar Aqila tak semena dengan nya.

Hal itu terukir jelas di benak Aqila, mahkota yang ia jaga susah payah harus di rebut dengan kasar oleh pria bajingan meski sekarang pria yang mengambil mahkota nya adalah suami sah. Aqila merasa sudah ternodai karena pria tersebut tidak mencintai yang ada di hati dan pikiran hanya benci mendalam amat besar kepada Aqila.

Melihat Aqila diam termenung rapuh, Dewi yakin ada sesuatu tidak beres pada pernikahan Aqila dengan suami nya.

"Kamu kenapa sedih Qila? ayo ceritakan saja kita sudah sahabatan jangan sungkan menceritakan kepada ku." Ucap Dewi memengang tangan Aqila.

Aqila masih saja diam termenung benak nya kembali terngiang-ngiang di saat Aqila menangis memohon kepada Arka untuk menghentikan adegan panas itu.

Tanpa sadar Aqila menangis histeris. Aqila menjadi trauma setelah kejadian malam itu. Setiap mengingat betapa kasar Arka melakukan hubungan intim kepada nya, semakin besar juga Aqila merasa takut dan selalu menangis.

Dewi melihat Aqila menangis histeris menjadi panik, ia tidak tau apa yang terjadi apa begitu dalam luka nya sehingga Aqila menjadi trauma.

"Qila kamu kenapa, jangan membuat aku jadi takut seperti ini." Panik Dewi tidak tega melihat terpuruk nya Aqila.

Tangisan Aqila sangat besar sehingga membuat semua karyawan berkumpul mencari tau apa sebenarnya terjadi. Kini Aqila menjadi pusat perhatian semua karyawan termasuk Pak Farel merasa terganggu dengan isakan tangis menyakiti gendang telinga nya.

Aqila tidak tau jika sekarang mereka sedang menjadi pusat perhatian, karena saat ini Aqila menangis memeluk kedua lutut yang di tengkuk dengan arah pandang mata ke bawah lantai kubik.

"Aku mohon jangan lakukan ini. Hiks... hiks... hiks.... " Tangis Aqila sedikit redah tapi terdengar sangat piluh, semua karyawan bahkan Pak Farel dan juga Dewi menjadi iba.

Apa sebenarnya yang terjadi hingga Aqila menjadi trauma, itulah pertanyaan yang terlintas di benak mereka yang menyaksikan..……(Bersambungbab 20 )

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 20 Novel Pernikahan Di Atas Kertas

Posting Komentar untuk "Bab 19 Pernikahan Di Atas Kertas "