Bab 17 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 17
"Astaga pantas saja Arka kayak gini Mama Diana nya saja
seperti petasan rombeng. Bicara gak ada salam jadi gini asal semprot orang
tanpa tau siapa di ujung sambung nya ini." Umpat Yudha dalam hati sedih.
Sungguh miris nasib Arka, ternyata benar kata pepatah buah
jatuh tidak jauh dari pohon. Sikap dan perilaku Arka di turunkan oleh orang tua
nya.
Mama Diana mulut kayak petasan rombeng, Papa Beni seperti
macan tutul.
Yudha berpikir apa tidak ada seorang anak tidak mengambil
gen orang tua. Kenapa selalu saja ada sifat yang melekat pada diri dari gen
orang tua.
π:"Arka apa kamu
dengar perkataan Mama? kenapa diam, apa mulut kamu tidak berfungsi lagi?"
Maki Mama Diana sadis.
Sampai saat ini Mama Diana belum tau siapa orang di sebrang
sana yang mengangkat sambungan telepon nya.
Yudha berusaha untuk berbicara tapi selalu di celah Mama
Diana yang lebih dulu memotong tanpa membiarkan Yudha berkata. Sekali lagi
Yudha menarik nafas kesal, begini kalau sudah berurusan dengan emak-emak tidak
pernah mengalah atau membiarkan seseorang untuk berbicara meski hanya dua kata.
"Huftt untung Ini Mama Diana, kalau bukan sudah ku
lempar ke planet lain." Gumam yudha menghela nafas kusut.
π:" Hey anak durhaka
apa kau di sana kenapa tidak menjawab?" Ucap Mama Diana Lagi.
π"Hallo Tantan ini
saya Yudha, Arka lagi istirahat di ruang privasi nya. HP di biarkan di meja
kerja jadi gak kedengaran." Jelas Yudha.
π:" Jadi sejak tadi
Tantan bicara sama kamu, kenapa tidak kasih tau sejak awal." Kata Mama
Diana menyalahkan Yudha."Ets apa kamu bilang tadi, Arka lagi
istirahat?" Tanya nya Kaget mendengar pernyataan yang di lontarkan.
π:"Iya Tan, Arka
lagi istirahat." Jawab Yudha.
π:"Sejak kapan dia
istirahat?" Selidik Mama Diana Curiga bahwa Arka membohongi nya tentang
pertemuan klien.
π":"
Kemungkinan sudah 2 jam, saya kurang tau jelas Tan, tadi saya menggantikan Arka
bertemu klien." Jelas Yudha tidak tau apa sebenarnya terjadi.
"Anak durhaka berani nya membohongi ku apa dia sudah
bosan bicara sampai harus berbohong." Gumam Mama Diana di ujung telpon
masih bisa di dengar Yudha.
"Aduh gawat nih bisa kena batu kalau Arka tau aku
bocorin semua ke Mama Diana." Batin Yudha meratapi nasib yang akan terjadi
jika Mama Diana bicara kepada Arka.
Entah apa yang akan terjadi, sudah dapat Yudha prediksi Arka
akan mengamuk seperti orang kesurupan. Yang bisa ia lakukan sekarang siap
mental lahir batin.
π:"Bangunin Arka
sekarang juga!" Perintah Mama Diana tegas.
πΏπΊπΏ
Aqila saat ini berada di ruangan CEO, setelah mengirim file
ia di panggil menemui CEO perusahaan.
"Siang Pak." Sapa Aqila
"Siang, silakan duduk." Sahut dan menyuruh Aqila
duduk.
"Iya Pak makasih." Balas.
"Saya akan langsung pada inti tujuan memanggil kamu
kesini." Ucap atasan nya.
Atasan Aqila bernama Farel Damartianis Adijaya, biasa di
panggil Farel. Ia anak pemilik perusahaan Altar Willian. Nama perusahaan tidak
di ambil dari nama keluarga besar Adijaya karena fams william memiliki artis
tersendiri.
"Di lihat dari kinerja kamu barusan tepat waktu
mengirim dokumen tanpa ada sedikit kesalahan, saya memutuskan kamu yang akan
menangani semua klien yang akan mengajukan kerja sama dengan perusahaan
kita." Ucap Farel.
Aqila tidak menyangka mendengar semua ini, betapa cepat
atasannya ini memberi kepercayaan yang begitu besar pada nya.
Aqila baru dua hari bekerja di perusahaan ini, bagaimana
bisa Pak Farel langsung percaya begitu saja tanpa melihat lebih lanjut
kedepannya.
"Bapak yakin dengan keputusan bapak, saya baru dua hari
bekerja di sini, bagaimana bisa dengan cepat bapak memberi kepercayaan yang
begitu besar kepada saya." Ragu Aqila menerima ini, ia sadar diri belum
pantas menerima kepercayaan sebesar ini.
"Kenapa kamu ragu, apa wajah saya terlihat
becanda?" Tanya Farel
"Bukan begitu Pak, saya tidak pantas menerima semua
ini, bapak bisa pilih yang lain jangan saya." Tolak halus Aqila.
"Ini sudah keputusan saya tidak bisa di tolak."
kata Farel tanpa mau di bantah.
Aqila mendengar atasan nya mengeluarkan klimask pusaka mau
tidak mau mengiyakan saja, dari pada di pecat.
Zaman sekarang susah mencari kerjaan di kantoran dengan
modal ijasah SMA. Banyak bahkan rata net perusahaan menerima karyawan dengan
modal ijasah Sarjana semua.
"Baik Pak." Pasrah Aqila tidak dapat menolak lagi
selain mengiyakan.
"Yah sudah sekarang kamu bisa keluar, nanti akan saya
email apa saja yang harus kamu lakukan. Oh iya besok kita ada pertemuan dengan
klien siapkan dokumen kerja sama jangan sampai ada kesalahan karena klien kita
ini bukan orang sembarangan." Ucap Farel memperingati Aqila.
"Baik Pak, apa ada lagi yang mau bapak sampai kan
sebelum saya keluar?" Tanya Aqila memastikan sebelum keluar dari ruangan
Farel.
Entah kenapa Aqila merasa sangat nyaman berada di dekat
Farel, entah perasaan apa ia sendiri tidak tau. Yang ia tau saat ini berada di
dekat Farel membuat ia bebas berekspresi, bahkan ia tidak sungkan bertanya.
Jika biasa nya Aqila akan sedikit canggung dengan atasan atau orang baru, tapi
kali ini berbeda Aqila sama sekali tidak merasa seperti itu.
"Tidak ada sekarang kamu bisa keluar!" Balas
Farel.
Perjalanan menuju ruangan Aqila berpikir kenapa ia merasa jaman
dengan atasan yang baru ia kenal. Naksir apa iya, Farel pria yang tampan,
tinggi badan 180 cm, mata bulat berwarna coklat, hidung mancung dan rambut acak
ke samping kanan dengan gaya terbaru artis korea. Wanita mana yang tidak jatuh
cinta sama ketampanan Farel sudah ganteng tajir pula anak pemilik perusahaan.
Aqila belum tau sekaya apa atasan nya ini, Ia hanya
mendengar dari karyawan lain keluarga Pak Farel asli Indonesia, karena ada
problem mereka memutuskan untuk tinggal menetap di Korea.
Kedatangan dan bangun nya perusahaan Altar Willian di Indo
semata ingin mengembangkan lagi agar di kenal jauh oleh kalangan masyarakat dan
kolega bisnis.
"Aduh kenapa dengan diriku ini. Ayo sadar Qila kamu
sudah menikah jangan memikirkan pria lain sebelum kamu benar-benar tidak ada
hubungan sama pria arongan itu." Gumam Aqila menyadarkan diri sendiri,
semua karyawan menatap Aqila bermonolog sendiri berpikir pasti Aqila baru di
marahi.
Aqila binggung kenapa semua pasang mata karyawan menatap
diri nya, apa ada yang salah dengan dirinya atau penampilan, perasaan tadi
baik-baik saja kenapa sekarang berubah..……(Bersambung bab 18 )
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 18 Novel Pernikahan Di Atas Kertas
Posting Komentar untuk "Bab 17 Pernikahan Di Atas Kertas "