Bab 25 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 25

Beberapa menit kepergian Farel dari Cafe, Arka tiba.
Memandang segala sudut tidak melihat tanda ada nya klien dari perusahaan
William, Arka berpikir jika klien mereka mempermainkan mereka saat ini.
Kesalahan pahaman antara kedua pihak biasa terjadi di luar
sana, entah itu sengaja atau tidak? secara tidak langsung menambah musuh karena
penilaian yang satu ke yang lain tanpa mengetahui kebenaran yang terjadi.
"Kurang ajar aku di permainan oleh mereka!" Maki
Arka marah mendobrak keras meja yang sudah di pesan.
Arka marah sudah bersusah payah dia meluangkan waktu untuk
meeting hari ini, namun sekarang lihat, semua percuma saja tidak ada seorang
pun meski itu utusan atau apa lain nya.
Arka terus mengumpat kesal jika tau begini dia tidak akan
datang. Susah payah dia menolak ajakan kedua orang tua nya untuk pulang ke
mansion dengan alasan ada meeting penting dengan klien. Tapi sekarang apa?
semua buruk alasan nya sebuah alasan palsu, janji palsu dari klien munafik yang
kini telah di nilai buruk oleh nya.
Tidak ingin lebih lama berada di sini, Arka keluar dari cafe
melajukan mobil dengan kecepatan sedang kembali ke kantor. Disana masih ada
berkas yang harus di tangani, Arka tidak ingin karena ini membuat mood nya
hancur, meski sekarang mood nya sudah hancur dia tidak ingin menambah lebih
parah lagi.
"Yudha ke ruangan ku sekarang!" Perintah Arka,
saat tiba di kantor segera menuju ruangan Yudha tanpa basa-basih menyampaikan
tujuan nya.
Yudha dapat merasakan aroma tidak enak dari cara bicara
Arka, dia yakin ada masalah dengan meeting tadi sama klien. Lihatlah sekarang
wajah dan mood nya sudah terpapang jelas seperti kucing garong seakan-akan
ingin menerkam mangsa.
"Ada apa lagi ini? kenapa harus aku yang kena imbas
setiap mood nya rusak. Sungguh parah Arka selalu jadikan aku pelampiasan
nya." Maki Yudha memandang kepergian Arka menjauh dari ruangan nya.
Meski begitu Yudha tetap mengikuti perintah nya. Sekarang
Yudha berada di ruangan Arka. Arka duduk mengangkat kaki kiri memangku pada
kaki kanan di atas paha nya.
Wajah Arka terpancar jelas kesal dengan muka di tengkuk
seperti kenebo kering, tidak ada semangat hidup, entah itu kenapa dan kepada
siapa saat ini Arka kesal Yudha belum tau.
"Ada apa bro?" Tanya Yudha Too the point, saat ini
dia tidak ingin becanda apalagi basa-basih dengan mood Arka yang tidak
mendukung.
Arka menatap Yudha, dia belum menjawab pertanyaan untuk apa
menyuruh kemari, jika tidak ada yang penting ngapain menyuruh ke sini buang
waktu saja, masih banyak pekerjaan yang harus dia lakukan selain berdiri seperti
ini hanya di tatap tidak jelas oleh Arka.
"Ngapain lho tatap gue seperti itu? dengar gak sih gue
ngomong apa? ngapain nyuruh gue kesini, kalau gak ada yang penting gue mau
balik, masih ada banyak kerjaan yang harus di kerjakan!" Ucap Yudha jengah
terus di perhatikan Arka tanpa berniat sedikit mengucap kan sepatah kata.
"Batalkan semua kerja yang berkaitan dengan perusahaan
Altar William sekarang juga!" Tegas Arka seketika membuat Yudha kaget
mendengar ucapan nya.
Tidak ada angin hujan kenapa mendadak Arka meminta
membatalkan, bukan nya dia barusan selesei meeting sama perusahaan Altar
William? apa ini ada kaitan dengan perubahan mood Arka mendadak rusak? Itulah
hal yang dipikirkan Yudha saat ini melihat keputusan mendadak dari pimpinan
nya.
"Tapi, kenapa di batalkan? apa ada masalah? bukan nya
hari ini lho bertemu dengan mereka?" Tanya Yudha tidak sanggup menutup
rasa penasaran, marah yah marah silakan dia tidak peduli jika Arka marah dengan
ke kepoan dia berlebihan.
"Perusahaan mereka telah mempermainkan kita." Kata
Arka mulai menceritakan semua yang terjadi hari ini.
Yudha kaget mendengar cerita Arka." Parah mereka, jika
tidak berniat kerja sama atau datang menemui lho, kan bisa kabari, apa sulit
nya menghubungi. Ini bukan lagi tidak profesional, tapi mereka juga sudah
merendahkan klaribilitas kinerja perusahaan kita." Kata Yudha bukan
menangkan atau menjelaskan secara baik kepada Arka, ini malah menambah bumbu
percecokan amarah Arka menjadi besar.
"Iya gue tau itu, makangnya gue suruh lho batalin
semua, dan langsung kirim ke mereka." Balas Arka.
"Yah sudah kalau gitu gue keluar dulu mau urus berkas
yang lho minta." Kata Yudha cepat, dia juga sangat greget mendengar cerita
Arka.
🌿🌺🌿
Di Perusahaan Altar William, semua pada sibuk dengan kerjaan
nya masing-masing tanpa melihat raut wajah Farel yang tiba masuk ke kantor
dengan kesal penuh amarah. Waktu nya di anggap tidak penting sama perusahaan
Dirgantara, apa mereka pikir karena perusahaan mereka terbesar dan terkaya di
Indo mereka bisa semena dan seenaknya dengan klien lain. Farel benar-benar
tidak Terima dengan semua yang terjadi hari ini, dia merasa sudah di hina
secara tidak langsung.
Drert...
Drert...
Drert...
Telpon ngenggam kantor berbunyi, saat ini Aqila lagi membuat
laporan yang di minta Farel tempo hari untuk dokumen kerja sama dengan klien
yang akan menjadi patner kerja mereka selama beberapa tahun ke depan.
"Hallo dengan saya sendiri Aqila sekretaris Pak Farel
dari perusahaan Altar William." Kata Aqila di ujung telpon secara formal
lengkap tanpa kurang kata.
"Ini saya Farel. Siapkan dokumen pembatalan kerja sama
pada Dewi dan antar ke ruangan saya!" Kata Farel dengan nada tegas
perintah tanpa ingin di celah atau di bantah apa alasan tersebut bisa mendadak.
Aqila mendengar perintah pimpinan perusahaan begitu penuh
penekanan tidak berani bertanya. Aqila baru sekali mendengar nada Farel begitu
tegas dari biasa yang dia kenal masuk kerja sebelum nya.
"Baik Pak akan saya kerjakan." Sahut Aqila
mengiyakan tanpa ingin bertanya apa-apaan.
"Oke, saya tunggu." Ucap Farel sebelum menutup
telpon.
Aqila Bingung menggaruk kepala yang tidak gatal, kenapa
dengan Farel mendadak berubah dingin seperti ini, tadi pagi biasa saja dan aman
sebelum meeting. Kenapa sekarang secara mendadak berubah seperti power rangers
yang cepat berubah dalam hitungan jam.
"Apa yang terjadi dengan Pak Farel? Apa ada masalah
dengan meeting nya hari ini? Kenapa bukan meminta dokumen persetujuan kerja
sama, ini malah meminta dokumen pembatalan, sungguh aneh dengan jalan pikiran
masalah yang ada di otak Pak Farel saat ini." Ucap Aqila geleng kepala
dengan ucapan nya sendiri..……(Bersambung bab 26 )
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 26 Novel Pernikahan Di Atas Kertas
Posting Komentar untuk "Bab 25 Pernikahan Di Atas Kertas "